Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tanggap Darurat Diperpanjang Lagi

Kompas.com - 23/12/2010, 05:28 WIB

Sleman, Kompas - Jajaran internal Pemerintah Kabupaten Sleman baru akan menggelar rapat Kamis (23/12) ini untuk menentukan berapa hari perpanjangan tanggap darurat bencana Gunung Merapi yang hari itu berakhir. Lama hari tanggap darurat harus diperhitungkan secara matang.

Komandan Tanggap Bencana Merapi di Sleman yang juga Kepala Dinas Energi Sumber Daya Mineral Sleman Widi Sutikno menuturkan, dirinya akan mengusulkan perpanjangan masa tanggap darurat 14 hari. Dua pekan adalah waktu yang cukup ideal, tidak singkat juga tidak lama.

”Perpanjangan masa tanggap darurat mesti ditempuh karena masih ada ribuan pengungsi. Sementara hunian sementara (huntara) belum siap semua. Kami juga masih melakukan normalisasi sungai-sungai untuk mengantisipasi ancaman lahar dingin yang merupakan bahaya sekunder Merapi,” tutur Widi, Rabu kemarin.

Tak ada dana

Sebelumnya, Bupati Sleman Sri Purnomo melontarkan perpanjangan lama masa tanggap darurat mungkin sebulan. Berkaitan dengan masa tanggap darurat yang diputuskan Pemkab Sleman ini, tidak ada lagi kucuran dana dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana.

Masih terdapat sekitar 7.700 pengungsi atau 2.587 kepala keluarga asal Kecamatan Cangkringan yang tersebar di sejumlah tempat di Sleman. Menurut Camat Cangkringan Samsul Bakri, ada juga warganya yang mengungsi di tempat kerabat/saudara dan di luar Sleman.

”Dalam beberapa hari ke depan, warga yang mengungsi di luar Sleman kami tarik ke posko-posko pengungsian dulu. Ini agar memudahkan koordinasi, termasuk penempatan warga di huntara nanti. Semoga sebelum tanggap darurat usai, semua huntara sudah jadi,” ujar Samsul.

Widi menegaskan, Pemkab Sleman berkeinginan, begitu tanggap darurat selesai, normalisasi sungai-sungai seperti Kali Gendol, Kali Kuning, Kali Boyong agar sudah banyak menyentuh titik-titik yang rawan. Aliran sungai harus dilancarkan.

Sebanyak 39 alat berat telah diterjunkan ke ruas sungai-sungai yang berhulu di Merapi itu. Backhoe-backhoe ini menepikan batu-batu dan hanyutan pepohonan di ruas kanan-kiri sungai sekaligus ditata menjadi tebing untuk melindungi dari gerusan air. (PRA)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com