Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Pun Diperdayai La Nina

Kompas.com - 23/12/2010, 04:35 WIB

Yulvianus Harjono

Tahun 2010 memiliki salah satu catatan menonjol. Apalagi kalau bukan soal iklim. Cuaca ekstrem yang nyaris terjadi di sepanjang tahun ini telah memberi dampak buruk pada hampir semua sektor dan sendi perekonomian di berbagai wilayah di Tanah Air, termasuk di Provinsi Lampung.

Curah hujan tinggi yang dipicu fenomena iklim La Nina sepanjang tahun ini berdampak luar biasa. Masyarakat kecil macam nelayan, petani, dan pedagang satu per satu menjerit. Pendapatan mereka berkurang drastis akibat pengaruh cuaca tidak menentu.

Seperti terlihat Selasa (21/12), aktivitas di Pusat Pelelangan Ikan (PPI) Lempasing, Teluk Betung, Lampung, sangat sepi. Hanya segelintir nelayan dan pedagang yang melakukan aktivitas bongkar-muat ikan hasil tangkapan.

Padahal, seperti diungkapkan Taufik (26), buruh angkut di Lempasing, sebelumnya, aktivitas di PPI terpadat di Bandar Lampung ini nyaris tak pernah berhenti sejak dini hari hingga siang dan sore hari.

”Sekarang memang lagi sepi. Banyak nelayan yang tidak ke laut. Katanya, angin kencang dan gelombang tinggi. Padahal, tahun-tahun lalu masih banyak yang melaut,” ujar Taufik mengungkapkan kondisi aktivitas perikanan tangkap di kawasan Teluk Betung saat ini.

Kata Aliman (42), nelayan bubu rajungan, hampir sepanjang tahun ini sering terjadi cuaca ekstrem. Tak hanya di mu- sim angin barat, seperti bulan- bulan sekarang. ”Angin tambeng (kencang) sering terjadi. Betul- betul beda dengan tahun-tahun sebelumnya. Cuaca sekarang ini sulit diprediksi,” ujarnya.

Akibatnya, beberapa bulan terakhir ini, diakuinya, hasil tangkapan berkurang drastis. Jika dahulu tiap jaring bisa mendapatkan ikan rajungan 20 kg, kini hanya separuhnya, 10 kg.

Cuaca yang sering tidak bersahabat juga dikeluhkan para perajin di sentra ikan teri di Pulau Pasaran, Bandar Lampung. Ratnasari (26), salah seorang produsen pengolah ikan asin, mengungkapkan, nelayan saat ini tidak lagi mudah mengamati gejala-gejala alam waktu yang tepat menangkap ikan.

”Dulu, kalau saat terang bulan (purnama), kan, sulit cari ikan. Sekarang malah kadang ada. Yang anehnya, wayah (saat)-nya di luar terang bulan, malah sulit dapat,” ujar Ratnasari yang sering memesan ikan-ikan tangkapan para nelayan bagan untuk diolah sebagai ikan asin.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com