Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpaan Badai Salju Kacaukan Eropa

Kompas.com - 19/12/2010, 03:11 WIB

LONDON, SABTU - Sepekan menjelang hari Natal, gelombang hawa dingin dari kawasan Artik kembali menyerang Eropa, menyebabkan hujan salju lebat dan suhu dingin ekstrem. Kekacauan transportasi, termasuk kecelakaan yang merenggut korban jiwa, melanda hampir semua benua.

Maskapai penerbangan utama Inggris, British Airways, membatalkan seluruh penerbangan dari Bandara Heathrow dan Bandara Gatwick, London, mulai dari pukul 10.00 hingga 17.00, Sabtu (18/12). Bandara Gatwick bahkan ditutup sama sekali karena landasan pacu tertutup salju setebal 5 sentimeter (cm).

Penerbangan di Bandara Southampton, Birmingham, Exeter, London City, Aberdeen, dan Cardiff juga terganggu.

Perjalanan darat menggunakan mobil dan kereta api terganggu setelah badai salju menghantam sebagian besar Inggris bagian barat, Irlandia Utara, dan Skotlandia. Salju juga menutup kawasan selatan Inggris, setelah suhu anjlok sepanjang malam sejak Jumat.

Di kota Chesham, sekitar 40 kilometer (km) sebelah utara London, suhu udara tercatat minus 13 derajat celsius. Sementara di Gatwick, suhu dilaporkan mencapai minus 11 derajat celsius.

Di tengah suhu ekstrem tersebut, ratusan pengendara mobil di Lancashire, Inggris barat laut, terpaksa menghabiskan malam di mobil karena jalan utama tertutup setelah terjadi kecelakaan.

Kantor meteorologi Inggris MetOffice melaporkan, kondisi terparah terjadi di Merseyside, dengan curah hujan salju mencapai 12-18 cm sepanjang malam.

Tumpukan salju dan lapisan es di jalan raya membuat polisi mengeluarkan peringatan agar warga tidak melakukan perjalanan keluar rumah kecuali dalam keadaan darurat.

Empat pertandingan sepak bola di Liga Primer Inggris juga dibatalkan karena kondisi cuaca, yakni antara Liverpool-Fulham, Wigan-Aston Villa, Birmingham-Newcastle United, serta Arsenal-Stoke. Kejuaraan dunia ski di Val d’Isere, Perancis tenggara, juga dibatalkan.

Salju pertama

Cuaca ekstrem juga terjadi di Belanda, Jerman, Perancis, Bulgaria, Denmark, dan Polandia. Bahkan, di kota-kota di Italia yang jarang terkena salju, seperti Roma, Florence, Venesia, dan Pisa, tahun ini semua berselimut salju.

Di Pulau Capri, Italia, hujan salju terjadi untuk pertama kali dalam 25 tahun terakhir.

Di ibu kota ekonomi Italia, Milan, tumpukan salju menghambat perjalanan trem. ”Saya sempat menunggu 30 menit sebelum akhirnya memutuskan jalan kaki, sekalian untuk menghangatkan badan,” tutur Rieska Wulandari (31), warga Indonesia yang tinggal di Milan.

Menurut Rieska, musim dingin di Milan seharusnya baru memasuki puncak setelah tanggal 21 Desember. Namun, tahun ini musim dingin datang lebih cepat.

”Beberapa relasi yang memiliki kebun anggur di kawasan Emilia Romagna dan Tuscany mengeluh karena mereka belum sempat memanen anggur dan salju datang terlalu cepat,” tuturnya. Salju yang turun di Tuscany dilaporkan mencapai 20 cm, tertinggi di seluruh Italia.

Di Bandara Frankfurt, Jerman, sedikitnya 730 penerbangan telah dibatalkan sepanjang hari Jumat hingga Sabtu, menyebabkan sekitar 2.500 penumpang telantar di terminal bandara. Ratusan penerbangan lagi dibatalkan dari dua bandara utama di Berlin, Bandara Zurich dan Geneva di Swiss, dan Bandara Schiphol di Amsterdam, Belanda.

Kemacetan lalu lintas akibat gangguan salju dan lapisan es di jalan raya di Belanda dilaporkan mencapai 500 km. Kondisi terparah dilaporkan terjadi di jalan raya yang menghubungkan Amsterdam, Den Haag, dan Rotterdam. ”Hari ini lumayan cerah, suhu minus 1 derajat celsius. Kemarin yang saljunya parah, sampai mengganggu perjalanan KA,” ungkap Yustina Artati (34), mahasiswi asal Indonesia yang berada di Utrecht, Belanda.

Kecelakaan lalu lintas tak terhindarkan. Di Bavaria, Jerman, dua orang pria tewas saat berusaha membantu mendorong mobil teman mereka yang terjebak salju, tetapi malah tertabrak mobil yang menyelonong. Seorang wanita juga dilaporkan tewas dalam tabrakan beruntun di sebuah jalan bebas hambatan di Hesse, dekat Frankfurt.

Otoritas di Bulgaria memutuskan menutup pelabuhan utamanya di Laut Hitam, Varna, Jumat siang. Selain itu, jalan raya utama yang menghubungkan ibu kota Sofia dengan kawasan selatan negeri itu terputus akibat tertimbun salju.

Akses menuju 20 desa di kawasan Ruse, Bulgaria utara, juga terputus akibat tertutup lapisan salju setebal 40 cm.

Di Polandia, pihak oposisi menuntut Menteri Infrastruktur Cezary Grabarczyk dipecat setelah gagal mengatasi kekacauan transportasi akibat serangan salju. Sedikitnya 93 orang telah tewas di Polandia akibat gelombang dingin yang melanda sejak akhir November.

Kantor pos Denmark, PostDanmark melaporkan peningkatan jumlah pekerja pengantar suratnya yang terluka akibat kecelakaan terkait salju dan es. Kondisi cuaca diperkirakan akan mengganggu pengiriman kartu dan parsel hadiah Natal.

Lembaga peramal cuaca di Inggris dan Irlandia memperkirakan kondisi ekstrem ini masih akan bertahan hingga minggu depan.

Efek pemanasan global

Menteri Transportasi Inggris Phillip Hammond mengatakan akan berusaha semaksimal mungkin menjaga arus transportasi tetap berjalan di tengah kondisi luar biasa di negara itu. ”Kondisi cuaca saat ini di luar kebiasaan dan diperkirakan salju masih akan terus turun, terutama di Inggris selatan,” tutur Hammond kepada Radio BBC.

Kondisi musim dingin ekstrem ini adalah yang ketiga kali dialami Inggris secara berturut-turut dalam tiga tahun terakhir. Hammond juga telah meminta penasihat sains negara menyelidiki apakah ini menandakan perubahan bertahap akibat pemanasan global dan apakah negara perlu menyiapkan anggaran lebih untuk persiapan musim dingin tahun depan.

Dalam pertemuan dengan Parlemen Inggris, Kamis, Menteri Energi Inggris Charles Hendry mengingatkan, jika cuaca buruk terus bertahan hingga hari Natal, Inggris bisa mengalami kekurangan pasokan minyak yang ”sangat serius” untuk menyalakan pemanas ruangan di rumah-rumah penduduk.

Peningkatan permintaan di tengah tingginya harga minyak dunia dan keterlambatan pasokan bisa membuat penduduk Inggris harus menunggu datangnya minyak hingga empat minggu. (AP/AFP/Reuters/DHF)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com