Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Iran Prioritaskan Arab Saudi dan Turki

Kompas.com - 18/12/2010, 21:42 WIB
TEHERAN, KOMPAS.com - Ketua badan tenaga atom Ali Akbar Salehi yang secara resmi Sabtu (18/12/2010) diangkat menjadi Menteri Luar Negeri Iran mengatakan prioritas utama Teheran adalah meningkatkan hubungan dengan Arab Saudi dan Turki.
    
Salehi, yang mengawasi program nuklir Iran yang kontroversial itu, diangkat menjadi menteri luar negeri sementara setelah orang yang digantikannya Manouchehr Mottaki, dipecat oleh Presiden Mahmoud Ahmadinejad pada 13 Desember. "Prioritas utama Iran dalam diplomasi harus pada tetangga-tetangga dan dunia Islam. Sehubungan dengan ini, Arab Saudi dan Turki memiliki satu posisi khusus," kata Salehi yang dikutip kantor berita Mehr setelah memangku tugas kementerian itu.
    
"Arab Saudi layak memiliki hubungan politik khusus dengan Iran. Iran dan Arab Saudi, sebagai  dua negara yang efektif dalam dunia Islam, dapat bersama menyelesaikan banyak masalah," imbuhnya.
    
Pernyataan Salehi tentang Arab Saudi itu adalah penting setelah kawat-kawat diplomatik  Amerika Serikat yang disiarkan oleh laman internet WikiLeaks menunjukkan Riyadh cemas oleh ancaman dari Iran. Raja Abdullah dilaporkan  mendesak para pejabat penting AS  menghancurkan program nuklir Iran.
    
Salehi, 61 tahun mengatakan Iran dan Uni Eropa juga  akan "bermanfaat" jika  Uni Eropa mengubah sikapnya terhadap Iran dari "konfrontasi menjadi pendekatan secepat mungkin."
    
"Kendatipun ada  beberapa tindakan yang tidak adil oleh Uni Eropa, blok itu ingin memiliki hubungan yang terhormat dengan Iran untuk beberapa alasan termasuk energi," katanya.
    
Salehi juga menegaskan tentang pentingnya memperluas hubugan dengan Suriah, Irak, Azerbaijan, Afganistan dan Pakistan, serta Rusia dan China.
    
Salehi diangkat menjadi ketua badan tenaga atom Iran 17 Juli 2009, menjadi kekuatan pendorong di belakang program atom Iran. Sebelum memangku jabatan  itu, ia adalah wakil ketua Organisasi Konferensi Islam yang berpusat di Jeddah.
    
Salehi meraih gelar doktor dari perguruan tinggi terkenal Masssachusetts Institute of Technology (MIT). Ia pernah bertugas sebagai wakil Iran pada Badan Tenaga Atom Internasional yang berpusat di Wina  selama pemerintah Presiden Mohammad Khatami.
    
Media melaporkan bahwa Salehi akan menjadi menteri luar negeri sementara  sampai parlemen menyetujui pengankatannya.
    
Sementara itu, wakil Presiden Mohammad Reza Rahimi mengatakan pengangkatan Salehi dilakukan pada saat Iran berada dalam posisi "khusus dan penting sekali." "Situasi kita sekarang adalah khusus dan penting  tetapi juga menggembirakan. Kendatipun sanksi-sanksi paling keras diberlakukan terhadap Iran, situasi kita lebih baik ketimbang sebelum sanksi-sanksi itu," kata Rahimi yang dikutip kantor berita ISNA.
    
Dewan Keamanan PBB  memberlakukam empat babak sanksi terhadap Iran 9 Juni, disusul dengan tindakan hukuman sepihak oleh Uni Eropa, AS dan beberapa negara lain.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com