Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

WikiLeaks Mengungkap Risiko Pergantian Raja

Kompas.com - 18/12/2010, 05:18 WIB

Singapura, Jumat - Kawat rahasia Kedutaan Besar Amerika Serikat yang dikeluarkan oleh WikiLeaks mengungkap risiko politik terbesar yang dihadapi investor di Thailand, yaitu prospek penggantian raja meningkatkan konflik sosial.

Undang-undang lese-majeste (penghinaan pada raja) yang ketat membuat sulit bagi investor untuk melakukan prediksi berdasarkan informasi yang memadai. Namun, isu penggantian raja itu membayangi pada saat bertambahnya ketegangan di Thailand setelah kekerasan politik terburuk dalam sejarah modernnya pada April dan Mei.

Raja Bhumibol Adulyadej (83), raja yang memerintah terlama di dunia, memiliki otoritas moral tertinggi di Thailand. Namun, kawat-kawat diplomatik yang dibocorkan itu memperlihatkan adanya keraguan di kalangan penasihat utama kerajaan mengenai pantas tidaknya putra dan pewaris takhtanya, Putra Mahkota Maha Vajiralongkorn (58).

Jenderal Prem Tinsulanonda, ketua dewan penasihat dan seorang mantan perdana menteri; Anand Panyarachun, seorang mantan perdana menteri yang lain; serta penasihat Siddhi Savetsila semua mengungkapkan keprihatinan mengenai pangeran itu sebagai pewaris takhta dalam percakapan-percakapan pribadi, menurut sebuah kawat yang ditulis oleh mantan Dubes AS untuk Thailand Eric John.

”Ketiganya mempunyai komentar yang cukup negatif mengenai Putra Mahkota Vajiralongkorn,” tulis John dalam sebuah memo bertanggal 25 Januari 2010 dan dipasang di situs internet surat kabar Guardian hari Kamis.

Belum ada komentar terbuka oleh mereka yang disebut dalam kawat yang dibocorkan itu mengenai apakah komentar-komentar itu memang dari mereka. ”Kami tidak dalam posisi untuk mengomentari keaslian dan akurasi dokumen-dokumen ini karena dokumen-dokumen itu tidak berasal dari kami,” kata jubir Kemlu, Thani Thongpakdihe.

Walau pembicaraan mengenai peran dan kemungkinan masalah keluarga kerajaan adalah tabu dan ilegal, topik itu diikuti cermat di pasar keuangan Thailand, yang tahun lalu sempat jatuh karena kekhawatiran mengenai kesehatan Raja.

Siddhi, seorang marsekal besar udara, mengakui bahwa ”pergantian raja akan merupakan suatu masa transisi yang sulit bagi Thailand”, kata dubes AS itu dalam memonya.

”Walau menegaskan bahwa Putra Mahkota akan menjadi Raja, baik Siddhi maupun Anand menyiratkan negara itu akan lebih baik kalau pengaturan lain bisa dibuat. Siddhi mengungkapkan lebih menyukai Putri Sirindhorn,” tulis John.

Putri Maha Chakri Sirindhorn sangat dihormati oleh rakyat Thai, sedangkan banyak yang mencela gaya hidup pangeran itu. ”Anand mengatakan hanya Raja yang bisa mengubah suksesi dan mengakui kemungkinan kecil itu akan terjadi.”

Para analis diam-diam mengatakan, bisa ada masa kekacauan yang lama dan bahkan kerusuhan sipil kalau pergantian raja tidak berlangsung dengan mulus.

Pasar keuangan Thailand termasuk yang terkuat di dunia tahun ini. (Reuters/DI)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com