Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pesawat Tak Berawak AS Bantai 25 Orang

Kompas.com - 18/12/2010, 00:13 WIB

PESHAWAR, KOMPAS.com - Serangan rudal Amerika Serikat di daerah Khyber, Pakistan, menewaskan 25 orang, Jumat (17/12/2010, ketika Presiden Barack Obama mendesak Islamabad bertindak lebih banyak untuk membasmi terorisme.

Sejumlah pejabat Pakistan mengatakan, tiga serangan pesawat tak berawak menghancurkan sasaran-sasaran di Khyber, daerah suku yang paling dekat dengan Peshawar, ibukota wilayah baratlaut dan pekan ini tampaknya menjadi sasaran perluasan serangan udara AS.

Rudal-rudal itu menghantam bangunan di beberapa Desa Tirah di lembah yang sama, tempat serangan udara AS hari Kamis menewaskan tujuh militan di Khyber.

Serangan pertama menghancurkan sebuah bangunan milik kelompok militan lokal Lashkar-e-Islam di Sipah, daerah terpencil yang tidak dijaga pasukan keamanan. Agen-agen intelijen Pakistan mengklaim enam korban itu tewas itu orang-orang militan.

Sebuah pesawat tak berawak lain menembakkan dua rudal ke bangunan di daerah Malakdin Khel, yang menurut beberapa pejabat menewaskan 13 militan.

Beberapa pejabat Pakistan kemudian melaporkan serangan pesawat tak berawak di Desa Sandana di Khyber, yang menjadi jalur darat utama bagi perbekalan NATO melalui Pakistan untuk sekitar 140.000 prajurit asing di Afghanistan.

"Sejumlah rudal menghantam sebuah bangunan militan. Enam militan tewas," kata seorang pejabat keamanan di Peshawar.

AS tahun ini menggandakan serangan rudal di kawasan suku Pakistan, dan lebih dari 600 orang tewas dalam sekitar 100 serangan sejak 1 Januari. Klaim soal korban tewas dari kalangan militan atau warga sipil, tidak dapat diverivikasi.

Kamis, Obama membeberkan strateginya untuk mengalahkan Taliban di Afghanistan dan menyambut baik bantuan Pakistan setelah serangkaian ofensif dalam 20 bulan terakhir.

"Namun, kemajuan belum cukup cepat, sehingga kami akan terus menekankan kepada para pemimpin Pakistan bahwa kantung-kantung teroris di wilayah perbatasan mereka harus ditangani," kata Obama.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com