Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mahakarya yang Menanti Penghuni

Kompas.com - 16/12/2010, 03:50 WIB

Diresmikan di tengah krisis ekonomi yang melanda Emirat Dubai, Burj Khalifa, menara tertinggi di dunia, tetap menjadi magnet bagi wisatawan yang berkunjung ke Dubai, Uni Emirat Arab.

Wisatawan yang antre di depan loket penjualan tiket menjadi pemandangan biasa setiap hari. Tidak heran jika pada papan informasi di sebelah loket sudah tertera informasi bahwa tiket untuk jam-jam tertentu sudah habis terjual.

Untuk naik ke menara tertinggi di dunia ini memang tidak bisa asal datang. Semua pengunjung sebaiknya melakukan pemesanan beberapa hari sebelumnya karena petugas tidak mengizinkan pengunjung masuk ke Burj Khalifa dengan berdesak-desakkan. ”Dengan jumlah pengunjung yang dibatasi, mereka bisa menikmati hasil karya ini dengan nyaman,” kata Kiran Kor, salah seorang pemandu wisata Burj Khalifa.

Para pengunjung yang telah mempunyai tiket diperbolehkan masuk setiap 30 menit. Namun, mereka hanya diperbolehkan masuk pada jam yang telah tertera di tiket mereka. Menurut Kor, waktu yang banyak dipilih pengunjung rata-rata adalah setelah makan siang sehingga tiket untuk waktu itu selalu habis terjual. ”Jika memang ingin memilih waktu itu, sebaiknya pemesanan dilakukan satu minggu sebelumnya,” ujar Kor.

Harga tiket untuk naik ke lantai 124 Burj Khalifa adalah 100 dirham (Rp 240.000) untuk dewasa dan 75 dirham (Rp 180.000) untuk anak-anak. Jika tidak memiliki waktu, Anda bisa langsung antre masuk, tetapi harus membayar 400 dirham per orang.

Sebelum diperbolehkan antre di depan lift, pengunjung akan diberi sajian Burj Khalifa dalam angka. Dari ketinggiannya yang mencapai 828 meter, 200 lantai (termasuk 160 lantai yang bisa dipakai), total berat mencapai 500.000 ton, hingga 22 juta jam lamanya pengerjaan, dan sebagainya.

Lebih dari sekadar gedung tertinggi di dunia, Burj Khalifa menjadi lambang bagi kerja sama yang kompak antarwarga dunia untuk mewujudkan kemajuan dan kesejahteraan.

Penghargaan kepada seni

Mohammed Alabbar, CEO Emaar Properties, pemilik Burj Khalifa, mengatakan, Burj Khalifa adalah penghargaan dunia Arab terhadap seni, ilmu teknik modern, dan desain. Burj Khalifa melambangkan estetika dari banyak budaya, tidak hanya dari Arab, tetapi juga dari seluruh dunia.

Terletak di jantung kota Dubai, Burj Khalifa memang dirancang dan diwujudkan oleh banyak orang yang berasal dari banyak negara. Setidaknya ada 60 perusahaan konsultan dilibatkan dalam rancangan dan pembangunannya. Dan, 12.000 orang pekerja profesional dan pekerja terampil yang berasal dari 100 negara ikut ambil bagian dalam pembangunannya.

Setelah menikmati Burj Khalifa dalam angka, pengunjung pun mulai antre masuk lift, dan hanya 10 orang yang diperkenankan masuk ke dalam lift dari dua lift yang disediakan. Dalam hitungan satu menit, pengunjung sudah sampai di lantai 124 tanpa terasa guncangan liftnya. Saat bergerak yang terdengar hanya denging di kuping yang menandakan kita mengalami perubahan ketinggian dalam tempo yang sangat cepat.

Tahun depan, ketinggian Burj Khalifa juga akan bisa dinikmati melalui film The Impossible 4, yang dibintangi Tom Cruise. Awal November lalu, pengambilan gambar untuk film ini dilakukan dan menyedot perhatian warga Dubai datang ke Burj Khalifa.

Proyek ambisius yang terletak di kawasan bisnis pusat kota Dubai ini menghabiskan total biaya 1,5 miliar dollar Amerika Serikat. Sementara untuk pembangunan pusat kota Dubai secara keseluruhan menghabiskan 20 miliar dollar AS. Pusat kota Dubai termasuk Dubai Mall yang spektakuler dengan akuarium air laut raksasa, air mancur menari yang superbesar, dan bangunan lain yang digunakan untuk bisnis.

Pembangunan di Dubai memang terasa sangat wah karena Pemerintah Dubai ingin menjadikan Dubai sebagai pusat finansial dan pariwisata dunia agar bisa menyedot devisa. Hal ini dilakukan karena cadangan minyak Dubai diprediksikan akan habis pada tahun 2016.

Namun, pembangunan gedung dan fasilitas spektakuler itu membuat Emirat Dubai terjerat dalam utang yang jatuh tempo pada saat krisis keuangan global terjadi. Pemerintah Dubai pun meminta pertolongan dari Abu Dhabi, emirat tetangga yang kaya akan minyak. Selanjutnya, dalam sebuah langkah yang mengejutkan pada acara peresmian tanggal 4 Januari 2010, menara tertinggi dunia yang semula dinamakan Burj Dubai, diganti menjadi Burj Khalifa. Penggantian nama ini untuk menghormati Presiden Uni Emirat Arab, Khalifa bin Zayed Al Nahyan yang juga Penguasa Abu Dhabi karena dukungan penting itu.

Kini setelah hampir satu tahun diresmikan, tingkat hunian di Burj Khalifa masih tergolong rendah. Harian The National edisi 14 Oktober 2010 memberitakan, setelah 10 bulan diresmikan, harga sewa apartemen di Burj Khalifa merosot hingga 40 persen. Arabian Business menuliskan, Emaar Properties mengatakan, 90 persen dari 900 apartemen eksklusif yang ada di Burj Khalifa telah terjual. Namun, setelah 10 bulan, 825 unit masih kosong, alias belum dipakai. (M Clara Wresti)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com