Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wow... Pesta Teh di Kuburan

Kompas.com - 15/12/2010, 08:42 WIB

KOMPAS.com - Layanan pesan singkat yang masuk ke ponsel saya, Sabtu (11/12/2010), sangat pendek: "TPU, Petamburan, Slipi". Saat itu saya sedang menanyakan lokasi acara kuliner yang akan saya hadiri. Saya hanya bisa mengernyit heran saat membaca SMS tersebut. Karena tak percaya, saya pun membalas untuk menanyakan apakah TPU itu. Jawabannya lagi-lagi pendek: "Taman Pemakaman Umum". Acara kuliner di kuburan? Itu yang ada di benak saya dan sebagian besar peserta yang hadir di acara Underground Secret Dining (USD).

Lisa Virgiano bersama temannya Sari Hartono, mendirikan Azanaya karena kegemaran mereka pada makanan dan keinginan untuk berbagi hasrat pada kuliner. Azanaya sudah menyelenggarakan USD sejak Mei 2009. Total sudah ada 17 USD yang telah digelar dengan topik kuliner Indonesia yang berbeda-beda. Acara kuliner tersebut mereka adakan untuk para petualang gastronomi. Tujuannya untuk memanjakan citarasa dan membangkitkan apresiasi budaya serta sejarah yang terdapat di balik kekayaan kuliner Indonesia.

Menurut Lisa, USD merupakan sebuah gerakan global yang tengah ramai dilakukan di berbagai belahan bumi. Kota-kota besar seperti Buenos Aires, Los Angeles, Shenzhen, New York, London, Sydney, dan Hongkong telah melakukan USD dengan sukses. Keunikannya adalah semangat kebersamaan saat menikmati santapan. Karena itu peserta dibatasi dengan maksimun 50-60 orang. Selain itu peserta hanya boleh membawa satu orang teman saja, supaya bisa berbaur dengan peserta lainnya.

Tak hanya dari segi peserta, titik berat USD adalah acara apresiasi makanan dan minuman di tempat-tempat yang tidak lazim. Para peserta akan berkumpul di tempat-tempat yang sebelumnya dirahasiakan. Mereka nantinya mencicipi aneka hidangan hasil karya para pengisi acara. Para koki ini bisa saja ibu rumah tangga yang doyan masak, ahli kopi, sampai juru masak profesional.

Di Jakarta, Azanaya mengadakan USD secara rutin tiap bulan dengan menampilkan kekayaan kuliner Indonesia. Tempat icip-icipnya pun tak biasa, yaitu rumah seorang ibu rumah tangga. Satu lagi yang membuat misterius, pihak Azanaya tidak akan memberitahukan tema kuliner maupun tempatnya pada para peserta. Peserta baru tahu informasi detail lokasi hanya dua hari sebelum acara. Sementara tema kuliner baru bisa diketahui setelah peserta berada di tempat.

Pada 11 Desember 2010, pilihan lokasi USD makin aneh saja, yaitu kuburan. Acara yang berlangsung di TPU Petamburan, Slipi, Jakarta tersebut dihadiri sekitar 20 peserta. Lokasi persisnya berada di Musoleum O.G. Khouw. Musoleum atau bangunan megah yang berdiri untuk melindungi makam tersebut adalah makam O.G. Khouw beserta istrinya. O.G. Khouw merupakan seorang tuan tanah Tionghoa kaya yang meninggal di tahun 1927. Kubah besar nan tinggi berwarna hitam tersebut sudah tampak dari kejauhan. Saat didekati barulah terlihat warna hitam tersebut ternyata batu marmer.

Peserta berkumpul di dalam Musoleum mengelilingi makam O.G. Khouw dan istri. Tampak sebuah meja berisi poci-poci kecil dan daun teh. Hilanglah rasa penasaran, pasti topik kuliner yang diangkat kali ini adalah teh. Teh konon berasal dari daratan China dan TPU Petamburan dikenal masyarakat sekitar sebagai kuburan China. Menurut Liza, kali ini USD bekerja sama dengan komunitas Love Our Heritage yang selama ini telah membersihkan dan merawat Musoleum O.G. Khouw. Peserta di awal acara pun melakukan tur singkat keliling musoleum dan juga seputar area TPU Petamburan yang kaya akan sejarah. Selama tur, peserta mendapatkan penjelasan dari Adjie Hadipriawan, anggota Love Our Heritage.

Tepat saat tea time, Ratna Somantri pendiri Komunitas Pecinta Teh memberikan penjelasan mengenai teh. Tak hanya itu, ia pun membawa berbagai macam teh dan menunjukan cara penyuguhan teh yang benar. Ternyata ada berbagai macam teh yang berasal dari berbagai belahan dunia. Bahkan ada teh yang berharga sampai jutaan. Ratna sempat menunjukkan Pu Erh Tea yang disimpan selama bertahun-tahun dan dikompres hingga berbentuk seperti kue bulat. Hadir pula Alexander Halim salah satu dari sedikit produsen Indonesia yang memproduksi Teh Oolong organik. Ia memberikan penjelasan cara produksi Oolong teh mulai dari perkebunan, pemetikan, sampai pengolahan.

Selesai penjelasan, para peserta dapat langsung mencicipi aneka teh yang terdiri dari White Tea Indonesia, Darjeeling, Genmaicha, Oolong Tea, dan Summer Punch. Tak ketinggalan, sajian ala English Afternoon Tea berupa kue-kue teman minum teh seperti Scone dengan krim keju dan selai buatan sendiri, Cheese Patty Sandwich, Apple Salad Sandwich, dan Tomato Basil Garlic Sandwich. Liza menerangkan bahwa kue-kue ini merupakan karya Lina dan Rizal yang baru saja lulus dari sekolah tinggi pariwisata. Pemilihan kue tak sembarangan, sebelumnya dipilih secara selektif melalui food tasting.

"Food tasting memang sudah menjadi prosedur kita untuk menentukan apa yang akan kita tampilkan," tutur Liza. Kue andalannya adalah Earl Grey Cookies yang dibuat dari teh Earl Grey serta Fruit Cake dari teh melati dan buah kiwi. Kedua kue ini menjadi favorit para peserta.

Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com