Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bom Guncang Stockholm

Kompas.com - 13/12/2010, 03:49 WIB

Stockholm, Minggu - Dua ledakan yang mengguncang tengah kota Stockholm, Sabtu (11/12) malam, menewaskan satu orang serta mencederai dua orang. Tindakan itu dikatakan sebagai aksi teroris.

”Kami melakukan penyidikan terhadap sebuah organisasi kejahatan berdasarkan hukum Swedia,” kata Anders Thornberg, Direktur Operasi Saepo (badan intelijen), Minggu.

Tersangka pengebom, yang identitasnya belum diumumkan, turut tewas dalam aksi itu. Namun, Thornberg mengatakan belum jelas apakah dia berniat untuk meledakkan diri. ”Kalau ini sebuah serangan bunuh diri, ini merupakan hal yang baru di Swedia,” katanya.

Sebuah mobil meledak hari Sabtu pukul 17.00 di jalan di Drottninggatan yang sibuk. Ledakan kedua terjadi 10-15 menit kemudian di jalan yang sama, dengan jarak 300 meter dari lokasi ledakan pertama.

Juru bicara Perdana Menteri Fredrik Reinfeldt mengatakan, pemerintah tidak akan memberikan komentar langsung mengenai serangan itu. Polisi Stockholm mengatakan patroli akan ditingkatkan.

”Saepo telah mengambil alih penyelidikan,” kata Kepala Polisi Stockholm Eric Widstand dalam konferensi pers bersama Thornberg.

Ada ancaman

Sebelum ledakan, kantor berita Swedia, TT, menerima sebuah e-mail. Isinya, mengancam akan ada tindakan balasan atas kehadiran pasukan Swedia di Afganistan dan karikatur yang menggambarkan Nabi Muhammad oleh kartunis Swedia, Lars Vilks.

Menurut kantor berita TT, e-mail itu antara lain menyatakan, ”Tindakan kami akan berbicara sendiri. Kini anak, putri, dan saudari kalian akan mati seperti saudara, saudari, dan anak kami”.

Tindakan pembalasan akan berlanjut ”selama kalian tidak menghentikan perang kalian ..., penghinaan kalian ... dan dukungan bodoh kalian kepada si Vilks”.

Penulis e-mail itu, menurut TT, menyatakan telah mengunjungi Timur Tengah ”untuk jihad”, tetapi tak bisa menceritakan itu kepada istri atau anaknya. ”Saya tak pernah ke Timur Tengah untuk bekerja atau mencari uang, saya pergi ke sana untuk jihad,” kutip kantor berita itu.

Polisi mengatakan, mereka mengetahui soal e-mail itu, yang juga dikirimkan kepada polisi keamanan Swedia. Namun, kepolisian Swedia belum bisa mengonfirmasikan adanya hubungan e-mail itu dengan ledakan.

Surat kabar-surat kabar Swedia menyebutkan, pria yang tewas itu telah meledakkan diri. Harian Dagens Nyheter mengutip seseorang bernama Pascal, petugas medis yang terlatih. ”Tampaknya pria itu sedang membawa sesuatu yang meledak di perutnya. Tidak ada luka-luka di wajah atau bagian tubuhnya yang lain. Namun, pada umumnya dan toko-toko di sekitarnya tidak rusak,” kata Pascal.

Harian Aftonbladet, mengutip sebuah sumber lain, menyebutkan bahwa pria itu (pengebom) membawa enam bom, tetapi hanya satu yang meledak. Pria itu juga membawa sebuah ransel penuh berisi paku, yang diduga sebagai bahan peledak.

Pada bulan Maret lalu, seorang perempuan AS, menyebut dirinya JihadJane, dikenai dakwaan karena mencoba membunuh Vilks, kartunis yang membuat karikatur kontroversial pada tahun 2007. Pada bulan Mei lalu, beberapa orang mencoba membakar rumah Vilks.

Vilks, kepada Reuters Television, mengatakan dia selamat. ”Ini adalah korban pertama dari proyek saya,” katanya. ”Ini sebuah tindakan terhadap rakyat Swedia untuk menakuti-nakuti mereka dan bukan saya.”

Evan Kohlmann, konsultan terorisme AS, mengatakan, sebuah komunitas kecil yang militan telah ada di Swedia. Namun, insiden pada Sabtu itu, menurut dia, merupakan karya satu orang saja. (AFP/AP/Reuters/DI)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com