Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kritik Presiden, Wartawan Dibui 16 Bulan

Kompas.com - 13/12/2010, 02:03 WIB

TEHERAN, KOMPAS.com - Pengadilan Iran mengirim Mashallah Shamsolvaezin, Ketua Perhimpunan Wartawan Iran, ke bui selama 16 bulan penjara atas tuduhan menghina Presiden Mahmoud Ahmadinejad dan mengganggu pemerintah Islam.

Ia bekerja sebagai redaktur sejumlah harian reformis yang ditutup pihak berwenang antara 1998 dan 2000. "Saya dijatuhi hukuman satu tahun penjara atas tuduhan mengganggu pemerintah karena melakukan wawancara dengan kantor berita dan jaringan televisi asing," kata Shamsolvaezin.

"Saya juga dihukum empat bulan karena menyebut Ahmadinejad megalomania dalam wawancara dengan TV Al-Arabiya yang disalahtafsirkan para jaksa sebagai sinting dan karenanya menghina presiden," katanya.

Salah satu tuduhan yang disebutkan dalam putusan itu adalah "membela" dalam analisa Nazak Afshar, pegawai kedutaan besar Prancis di Teheran, yang dipenjara setelah kerusuhan pasca pemilihan umum Iran pada 2009, tambahnya.

Shamsolvaezin diadili pada Oktober dan memiliki waktu 20 hari untuk mengajukan banding. Ia ditahan selama lebih dari dua bulan tahun lalu ketika Iran menindak para pengecam pemerintah setelah protes massal menentang pemilihan kembali Ahmadinejad.

Banyak aktivis, wartawan serta pengecam pemerintah dipenjarakan sejak pemilihan presiden yang dipersoalkan pada tahun lalu dan kerusuhan yang terjadi kemudian. Lebih dari selusin penerbitan dan situs pro-reformasi juga ditutup sejak pemilihan presiden itu.

Iran dilanda pergolakan besar setelah pemilihan umum Juni 2009 yang disengketakan itu. Ratusan reformis ditahan dan diadili dalam penumpasan terhadap oposisi pro-reformasi setelah pemilihan umum presiden itu, yang disusul dengan kerusuhan terbesar dalam kurun waktu 31 tahun.

Dua calon presiden yang kalah, Mir Hossein Mousavi dan Mehdi Karroubi, mantan ketua parlemen yang berhaluan reformis, bersikeras bahwa pemilihan Juni itu dicurangi untuk mendudukkan lagi Mahmoud Ahmadinejad ke tampuk kekuasaan.

Meski ada larangan protes dan penindakan tegas dilakukan oleh aparat keamanan, para pendukung oposisi berulang kali memanfaatkan acara-acara umum untuk turun ke jalan.

Delapan orang tewas dan ratusan pendukung oposisi ditangkap dalam demonstrasi paling akhir pada 27 Desember, ketika ribuan pendukung oposisi melakukan pawai semacam itu.

Sejumlah reformis senior, aktivis, wartawan dan yang lain yang ditangkap setelah pemilu Juni itu dikabarkan masih berada di dalam penjara dan beberapa telah disidangkan atas tuduhan mengobarkan kerusuhan di jalan. Oposisi mengecam persidangan itu.

Termasuk yang diadili adalah pegawai-pegawai kedutaan besar Inggris dan Perancis serta seorang wanita Perancis yang menjadi asisten dosen universitas.

Sejauh ini sudah sejumlah orang yang dijatuhi hukuman mati dan puluhan orang divonis hukuman penjara hingga 15 tahun. Pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei mengecam protes pasca pemilu itu dan memberikan dukungan tanpa syarat kepada Ahmadinejad dan mengumumkan bahwa pemilihan itu sah, meski dipersoalkan sejumlah pihak.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com