Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tentara Nepal Bukan Penyebar Kolera

Kompas.com - 08/12/2010, 13:42 WIB

KATHMANDU, KOMPAS.com - Tentara Nepal, Rabu (8/12), mengecam sebuah studi yang menghubungkan pasukan penjaga perdamaian PBB negara itu dengan wabah kolera yang melanda Haiti. Nepal mengatakan, tidak ada bukti yang mendukung dugaan semacam itu.

Jurubicara Tentara Nepal, Ramindra Chhetri, mengatakan, studi itu, yang disusun oleh ahli epidemiologi Perancis, tidak punya bukti yang secara langsung mengaitkan pasukan Nepal dengan wabah itu. "Itu merupakan kesimpulan hipotetis dan kami sangat mengutuk pembuatan tuduhan tersebut tanpa bukti yang kuat atau fakta," katanya kepada AFP. "Saya tidak berpikir bahwa kita telah melihat bukti konkret sejauh ini (yang menghubungkan epidemi itu dengan pasukan Nepal)."

Hasil penelitian yang dilakukan ahli epidemiologi Perancis, Renaud Piarroux, itu belum diterbitkan, tetapi sebuah sumber yang dekat dengan penelitian tersebut mengatakan kepada AFP, studi itu menelusuri infeksi di sebuah markas pasukan PBB asal Nepal di Haiti tengah. PBB, yang telah menghadapi protes penuh kekerasan di Haiti terkait peranan yang dituduhkan dalam menyebarkan wabah yang telah menewaskan 2.000 orang itu dan membuat 90.000 orang sakit, menegaskan tidak ada bukti bahwa pasukannya bisa disalahkan. Namun sumber AFP, yang berbicara tanpa mau disebut namanya, mengatakan, infeksi itu berasal dari basis pasukan PBB di Mirebalais di Sungai Artibonite di Haiti tengah yang merupakan rumah bagi pasukan penjaga perdamaian asal Nepal.

Bulan lalu, Edmond Mulet, kepala misi PBB di Haiti, mengatakan tidak seorang pun tentara PBB yang telah diperiksa positif mengidap kolera dan semua sampel yang diambil dari kakus, dapur dan suplai air di kamp pasukan yang dicurigai telah terbukti negatif. Meskipun demikian, banyak orang di Haiti menyalahkan PBB atas wabah kolera itu, yang muncul berapa bulan setelah gempa dahsyat pada bulan Januari yang menewaskan seperempat juta orang dan membuat 1,3 juta tinggal di kamp-kamp pengungsian.

Kontingen Nepal yang terdiri dari 1.000 lebih tentara dan polisi telah berada di bawah perlindungan khusus sejak demonstrasi pada bulan November yang menyebabkan setidaknya dua orang meninggal.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com