Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Yogya Menghadang Penyelundupan Narkoba

Kompas.com - 06/12/2010, 03:29 WIB

Empat kali penyelundupan narkoba bisa digagalkan petugas Bandara Adisutjipto sepanjang tahun ini. Empat pelaku semuanya perempuan dan terbang dari Malaysia. Ada apa dengan Kuala Lumpur International Airport yang bisa kecolongan dimasuki para penyelundup?

Kasus terbaru terjadi Jumat. Pelakunya Nguyen Thi My Hanh (22), warga Vietnam, yang terbang dari Kamboja, Kuala Lumpur, lalu ke Yogya. Dari dalam sol karet sepatunya ditemukan sabu 1,036 kg yang harganya di pasaran Rp 2,07 miliar.

Tiga kasus sebelumnya dengan pelaku antara lain Meixiu Zhou (23), warga China, tertangkap 26 Februari dengan barang bukti 9.976 pil yang diduga ekstasi (senilai Rp 1 miliar). Pada 13 April, sabu 2,6 kg senilai Rp 5,2 miliar dibawa warga Indonesia, Srie Moetarini (37). Tanggal 25 April giliran Mary Zane Fiesta Velozo (25), warga Filipina, membawa heroin 2,611 kg senilai Rp 6,5 miliar. Mary dan Srie telah divonis mati. Meixiu hanya tiga tahun penjara.

Pengajar Ilmu Komunikasi UAJY yang juga pemerhati narkoba, Agus Putranto, menduga, penyelundup ini bisa lolos di Kuala Lumpur karena tak melewati pintu pemeriksaan. ”Saya pernah di Kuala Lumpur dan pemeriksaannya jauh lebih ketat dan berlapis ketimbang Adisutjipto,” katanya.

Dengan kata lain, segala jenis narkoba pasti terdeteksi di bandara Kuala Lumpur. Faktanya, petugas bandara (kecil) Adisutjipto yang justru bisa menggagalkan. Saat kasus pertama menyeruak, Adisutjipto sudah menyoal bandara Kuala Lumpur, tetapi tampaknya tak didengar pemerintah. Agus mendesak pemerintah memprotes Malaysia berikut pihak bandaranya.

”Jangan-jangan ada mafia menjalin kerja sama dengan oknum di bandara Kuala Lumpur. Atau juga ada kemungkinan lain lebih mengerikan, yakni empat perempuan yang tertangkap ini hanya pion, hanya orang-orang yang diumpankan sebagai strategi pengalihan,” kata Agus.

Nguyen masih dimintai keterangan. Polda DIY sudah meminta Kedutaan Besar Vietnam mengirim penerjemah. Direktur Narkoba Polda DIY Komisaris Besar Wijanarko menegaskan, ada indikasi tersangka menjadi kurir lebih dari sekali. Sebab Oktober lalu ia pernah ke Bali.

General Manager PT Angkasa Pura Bandara Adisutijpto Agus Adriyanto berujar, pihaknya tak punya anjing pelacak, hanya sesekali setidaknya sepekan sekali meminjam dari TNI. Memelihara anjing jenis ini memang tidak mudah, tapi anjing inilah pendeteksi wahid. ”Anjing ini memang kami tempatkan di tempat tertentu, tak mencolok,” katanya. (PRA)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com