Seoul, Kompas -
”Tour ke Panmunjeom dibatalkan sampai waktu tak ditentukan,” ujar pengelola wisata Seoul City Tour Ltd kepada wartawan
”Yeonpyeong (pulau di lepas pantai barat Korea) juga hanya boleh dikunjungi penduduk setempat serta petugas,” ungkap Ahn Yoo-mi, penduduk Incheon. Menurut Yoo-mi, Pulau Yeonpyeong—selain adalah tempat tinggal sekitar 1.400 warga Korsel yang umumnya nelayan dan petugas militer—biasanya mudah dikunjungi menggunakan feri dari pelabuhan Incheon.
Incheon sendiri adalah sebuah pulau di lepas pantai Seoul, yang saat ini sudah terhubung dengan jembatan-jembatan laut (seperti Suramadu di Madura) ke Seoul. Selain menjadi pelabuhan laut bagi Korea Selatan, Incheon juga tempat bandara internasional terbesar Korsel, di samping bandara lama Gimpo di Seoul. Jarak Incheon-Seoul sekitar 60 km. Sementara Pulau Yeonpyeong sekitar 80 km barat Incheon.
”Penduduk Korea (Selatan) bahkan sama sekali tak diizinkan pergi ke Panmunjom,” ungkap Ahn Yoo-mi pula. Sementara, apabila ada yang ingin ke sana, kata Ahn Yoo-mi, wisatawan harus mendaftar terlebih dahulu untuk sebulan ke depan.
Panmunjeom, selain menarik wisatawan karena merupakan pintu masuk satu-satunya melalui darat antarkedua Korea, juga di sekitar tempat-tempat ini ada terdapat setidaknya tiga terowongan bawah tanah, terowongan rahasia yang dulu dibuat Korut untuk menyelundup ke wilayah selatan.
Terowongan-terowongan itu berada di kedalaman 50 meter di bawah tanah dan ditemukan pihak Korsel pada Oktober 1978. Terowongan yang disebut sebagai ”terowongan infiltrasi” ini memiliki ketinggian lubang 1,95 meter, lebar 2,1 meter, dan sepanjang 1.635 meter. Lubang terowongan di Korsel mencapai 435 m di wilayah Korsel, tak jauh dari zona demiliterisasi.
Pada saat-saat normal, wisatawan mancanegara bisa mengunjungi perbatasan Korut-Korsel ini dengan biaya 46.000 won sampai 70.000 won atau senilai hampir Rp 460.000 sampai Rp 700.000 per orang, ditempuh dari Seoul.
Calon Menteri Pertahanan Korsel yang baru, Kim Kwan-jin, di Seoul, Jumat, berjanji akan menyerang Korut dari udara apabila negara komunis itu menyerang wilayah dan rakyat Korsel sekali lagi. ”Kami akan membalas tanpa ragu untuk memastikan musuh tak bisa melakukan provokasi lagi,” kata Kim—seorang pensiunan jenderal—di hadapan parlemen Korsel.
Saat ditanya bagaimana bentuk pembalasan tersebut, Kim menjawab akan mengirimkan pesawat-pesawat tempur Korsel untuk mengebom Korut. Korsel saat ini dilaporkan memiliki 490 pesawat tempur.
Meski Kim secara resmi melontarkan ancaman keras, banyak pihak masih meragukan kesiapan dan kesediaan Presiden Korsel Lee Myung-bak untuk sungguh-sungguh menghadapi Korut secara militer. Lee dikritik karena dianggap terlalu lamban dan lemah dalam merespons serangan Korut ke Pulau Yeonpyeong pekan lalu.
Sementara itu, Jepang, AS, dan Korsel berencana menggelar pertemuan khusus di Washington DC, AS, minggu depan, untuk membahas proses pengayaan uranium Korut dan perkembangan terakhir seputar ambisi nuklir Korut. Menteri Luar Negeri Jepang Seiji Maehara mengatakan, masalah pengayaan uranium itu tak bisa dibiarkan begitu saja.