Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

3 Polisi Kenya Tewas Digranat

Kompas.com - 04/12/2010, 02:39 WIB

NAIROBI, KOMPAS.com - Sejumlah orang yang tidak dikenal membunuh tiga polisi Kenya dalam serangan granat dan senapan di ibukota negara itu, Nairobi, dalam dua insiden terpisah Jumat (2/12/2010).

Sebuah bom yang dilempar ke sebuah kendaraan polisi di daerah pinggiran Nairobi pada pagi hari menewaskan satu aparat dalam apa yang diperkirakan komandan polisi sebagai serangan teroris.

Pada sore hari, dua orang bersenjata yang naik sepeda-motor, seorang diantaranya berpakaian sebagai wanita, membunuh dua polisi lalu-lintas. Penyerang diburu dan dibunuh oleh aparat keamanan Kenya.

Tidak jelas apakah kedua serangan itu memiliki kaitan. Serangan pertama terjadi di Eastleigh, daerah Nairobi yang dihuni oleh banyak orang Somalia, selama jam sibuk pagi hari. Sejumlah saksi mengatakan, tiga orang menunggu mobil Land Rover putih polisi dan melempar bom ke dalam kendaraan tersebut sebelum berlari ke sebuah gang.

"Ini sebuah indikasi jelas bahwa terorisme sangat nyata, global dan terjadi di negara kami. Secara pasti ada sejumlah unsur yang ingin menimbulkan teror di Kenya," kata Kinuthia Mbugua, kepala kepolisian administratif Kenya.

Beberapa analis mengatakan, serangan itu juga mungkin dilakukan untuk membalas dendam pada pihak berwenang Kenya yang secara rutin menggerebek daerah pinggiran tersebut untuk mencari imigran gelap Somalia.

Polisi Kenya mengatakan bahwa Eastleigh -- yang dijuluki "Mogadishu Kecil" oleh penduduk -- dibanjiri senjata ringan. Menurut penduduk, daerah itu merupakan tempat pemutihan uang dan penyelundupan manusia, dan gerilyawan Somalia datang ke sana untuk perawatan luka-luka dan perekrutan militan.

Investor asing di Kenya, ekonomi terbesar Afrika yang berbagi perbatasan dengan Somalia, menyebut gerilyawan muslim garis keras di negara tetangga itu sebagai kekhawatiran serius.

Somalia dilanda pergolakan kekuasaan dan anarkisme sejak panglima-panglima perang menggulingkan diktator militer Mohamed Siad Barre pada 1991. Penculikan, kekerasan mematikan dan perompakan melanda negara tersebut.

Al-Shabaab dan kelompok gerilya garis keras lain ingin memberlakukan hukum sharia yang ketat di Somalia dan juga telah melakukan eksekusi-eksekusi, pelemparan batu dan amputasi di wilayah selatan dan tengah.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com