Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kabur dari Iran dengan Menunggang Kuda

Kompas.com - 29/11/2010, 16:53 WIB

KOMPAS.com - Puluhan ribu dokumen diplomatik yang diperoleh WikiLeaks dan dibeberkan ke publik Minggu (28/11) penuh dengan diskusi tentang kebijakan dan isu-isu geo-strategis, tetapi ada juga dokumen berisi kisah kemanusian menarik.

Sebuah dokumen, yang dikirim dari Kedutaan Besar Amerika Serikat di Turki tahun lalu, bercerita tentang pelarian warga negara AS yang sudah tua dari Iran, dengan menunggang seekor kuda. Dokumen itu, yang dikirim pada 11 Februari 2009, mengatakan bahwa Hossein Ghanbarzadeh Vahedi yang berumur 75 tahun tidak boleh  meninggalkan Iran untuk kembali ke Amerika Serikat setelah mengunjungi sanak saudara pada tahun sebelumnya.

Vahedi, seorang dokter gigi dari Los Angeles, California, telah melakukan perjalanan ke Teheran pada awal Mei 2008 dan menghabiskan empat minggu bersama keluarga dan teman-teman tanpa insiden. Namun di bandara Teheran, saat ia siap untuk kembali ke rumah, paspornya disita. "Itulah awal dari siksaan selama tujuh bulan di mana Vahedi muncul hampir setiap hari di pengadilan untuk meminta paspornya dikembalikan," lanjut dokumen itu.

Vahedi lahir di Iran tetapi meninggalkan negara itu setelah Revolusi Iran tahun 1979 dan menjadi warga Amerika Serikat berdasarkan naturalisasi. Ketika ia menjadi semakin pesimis untuk mendapatkan kembali paspornya, Vahedi mempertimbangkan pilihan untuk menyelinap keluar dari Iran, termasuk menyeberang ke Irak dan menyelundupkan dirinya ke sebuah kapal yang melintasi Teluk. Akhirnya, ia memutuskan untuk melakukan perjalanan melalui pegunungan ke Turki.

"Meskipun suhu berkisar di sekitar nol derajat Fahrenheit," kata dokumen itu, "Vahedi memilih (lari) pada awal Januari karena itu bertepatan dengan perayaan Asyura kaum Syiah dan dia berpikir polisi mungkin akan sedang sibuk pada saat itu."

Pada tanggal 7 Januari 2009, Vahedi memulai pengembaraannya, pertama dengan naik bus ke kota Urmia dan kemudian dengan seorang sopir menuju ke kaki bukit Pegunungan Zagros. Di sana ia bertemu dengan dua orang dengan seekor kuda yang akan mengantarnya ke perbatasan Turki. Menurut laporan Vahedi, yang tercatat dalam dokumen itu, ia "tidak memiliki pakaian yang sesuai dengan cuaca dan mengalami kesulitan menghadapi cuaca dingin. Sebagai penunggang kuda yang tidak berpengalaman dalam mendaki, Vahedi kehilangan konsentrasi dan jatuh dari kuda."

Kuda itu tampaknya tahu persis di mana dia berada, dan sering mendahului pemandunya, kata Vahedi belakangan kepada para pejabat AS. Dia berspekulasi bahwa kuda itu mungkin sering digunakan pada rute tersebut untuk menyelundupkan narkotika melintasi perbatasan.

Setelah perjalanan selama 14 jam, ia dan panduannya bertemu di perbatasan Turki dengan orang lain, yang membawa dia untuk naik bus dalam perjalanan yang memakan waktu 10 ke Ankara. Dokumen itu mengatakan, dia tiba di konsuler Kedutaan Besar AS dalam kondisi terluka dan lelah tetapi dinyatakan sehat. Secara keseluruhan, kata Vahedi kepada pejabat AS, ia membayar pemandunya 7.500 dollar AS.

Mengapa paspornya disita? Vahedi mengatakan, salah satu alasannya yang mungkin adalah pemerasan. Menurut dokumen tersebut, "Hal itu dibuat jelas secara informal oleh otoritas pengadilan bahwa jika ia membayar denda 150.000 dollar, prosesnya akan berjalan lebih cepat."

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Lengkapi Profil
    Lengkapi Profil

    Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com