Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perang Merugikan Asia

Kompas.com - 27/11/2010, 04:33 WIB

Jakarta, Kompas - Sekjen ASEAN Surin Pitsuwan, Jumat (26/11) di Jakarta, meminta Korea Utara dan Korea Selatan menahan diri. Perang atau ketegangan di Semenanjung Korea akan merugikan ekonomi Asia yang sedang dalam pemulihan.

”Dalam kapasitas sebagai Sekjen ASEAN, saya mengucapkan turut belasungkawa atas meninggalnya korban sipil yang tak bersalah. Korban seharusnya tidak terjadi dan ini seharusnya bisa dihindari jika Semenanjung Korea berada dalam perdamaian permanen,” kata Surin.

”Saya ingin mendorong lebih jauh agar semua pemerintahan yang punya kepentingan menyampaikan ide-ide baru yang bisa melahirkan solusi komprehensif demi terciptanya ketenangan sekaligus perlucutan senjata nuklir di Semenanjung Korea, dan juga berguna sebagai pijakan rekonsiliasi Korut dan Korsel,” lanjut Surin.

Surin menegaskan, Korut dan Korsel sudah menandatangani Traktat Persahabatan dan Kerja Sama (Treaty of Amity and Cooperation) dengan ASEAN serta berpartisipasi dalam forum keamanan regional.

Pada hari Jumat, parlemen Jepang menyetujui sebuah resolusi untuk pemberian sanksi kepada Korut. ”Penembakan Korut merupakan pelanggaran kasar,” demikian antara lain isi resolusi itu.

”Aksi provokasi Korut tidak bisa didiamkan oleh komunitas internasional,” demikian lanjutan isi resolusi itu.

Jangan langgar ZEE

Beda dengan semua negara, China mengambil sikap berseberangan. ”Negara Tirai Bambu”, sekutu utama Korut, mengingatkan agar latihan gabungan militer AS-Korsel jangan melanggar sejengkal pun kawasan zona ekonomi eksklusif (ZEE) China.

ZEE China mengambil jarak 200 mil laut dan tumpang tindih dengan wilayah ZEE Jepang. China hanya mengakui ZEE versi sendiri, yang tidak diterima Jepang (lihat grafis).

”Kami menentang aksi militer unilateral yang berlangsung di kawasan ZEE China tanpa persetujuan kami,” demikian pernyataan Departemen Luar Negeri China, Jumat kemarin di Beijing.

China merupakan pendukung kepemimpinan brutal Korut. Dukungan China itu didasarkan pada kekhawatiran bahwa jika Korut jatuh, ketidakstabilan bisa merebak di wilayah perbatasan China-Korut.

China juga dianggap tidak mendukung reunifikasi Korut-Korsel. Reunifikasi kedua Korea dianggap oleh China sebagai lahan baru bagi hegemoni AS.

Karena itu, China tidak menyukai latihan bersama Korsel-AS di dekat wilayahnya. Latihan bersama dini dianggap sebagai ujian sebelum perang sebenarnya terjadi.

Para analis menilai bahwa Korsel-AS memiliki persenjataan canggih dan akan mudah memenangi perang.

Di sisi lain, pihak China gelisah karena kepungan luar biasa atas negaranya oleh Rusia, India, dan Jepang. Kerja sama militer dengan Korsel membuka kesempatan bagi AS menancapkan kehadiran di Korsel, yang langsung mengancam wilayah China. Hal tersebut membuat China menolak keras latihan militer bersama itu.

(AP/AFP/REUTERS/MON)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com