Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tentara Korut Tewaskan Dua Marinir Korsel

Kompas.com - 24/11/2010, 04:59 WIB

Seoul, Selasa - Militer Korea Utara menghujani Pulau Yeongpyeong di Korea Selatan dengan tembakan meriam artileri, Selasa (23/11) siang. Konfrontasi fisik tidak terhindarkan ketika Korsel membalas. Dua marinir Korsel tewas, empat kritis, dan 16 lainnya terluka, termasuk warga sipil.

Beberapa kapal Angkatan Laut Korsel pun sobek ringan akibat tembakan meriam. Belasan rumah warga di pulau yang dihuni sekitar 1.300 penduduk itu rusak berat. Asap hitam mengepul dari sejumlah titik sasaran meriam Korut. Warga berlarian sambil berteriak histeris.

Televisi Aljazeera menyebutkan, Korut menghujani pulau yang terletak di Laut Kuning itu dengan puluhan meriam artileri. Ratusan warga ketakutan dan meninggalkan pulau dengan perahu-perahu nelayan. Ada juga warga yang lari menuju sekitar 20 lokasi perlindungan di pulau itu.

Lee Jong-sik, seorang warga pulau itu, kepada televisi YTN mengatakan, ia melihat sedikitnya 10 rumah terbakar. ”Namun, saya tak melihat dengan jelas. Lereng-lereng bukit juga ditembaki. Petugas lewat pengeras suara meminta kami meninggalkan rumah,” katanya.

Kepala Staf Gabungan Korsel di Seoul mengatakan, penembakan terjadi saat militer Korsel menggelar latihan di sekitar pulau. Militer Korut, Selasa pagi, sebelum insiden itu, memang sudah mengirim pesan kepada Angkatan Bersenjata Korsel agar menghentikan latihan. Korsel mengabaikan peringatan itu.

Juru bicara Kementerian Pertahanan Korsel di Seoul menjelaskan, tembakan meriam provokasi Korut pertama kali terjadi pukul 14.34 waktu setempat. Korsel membalas dengan menembakkan meriam K-9 155 mm dari kendaraan tempur berawak.

Membabi buta

Militer Korut malah makin membabi buta. Kantor berita Yonhap menuliskan, akibat serangan Korut, dua marinir Korsel tewas, empat kritis, dan belasan lainnya cedera. Korsel langsung siaga dan mengerahkan beberapa pesawat tempur ke pulau.

Tidak lama setelah insiden Yeongpyeong, Presiden Korea Selatan Lee Myung-bak langsung menggelar pertemuan darurat. ”Pertemuan diadakan di ruang bawah tanah untuk meminta masukan dari para menteri terkait dan penasihat keamanan nasional,” kata juru bicara kepresidenan.

Insiden ini terjadi setelah Kim Jong Un, putra bungsu dan ahli waris Kim Jong Il, diakui sebagai orang nomor dua dalam sistem politik Korut. Tidak diketahui secara pasti apakah serangan itu direstui dua orang penting Korut itu.

Insiden terjadi saat utusan khusus Amerika Serikat, Stephen Bosworth, sedang bertolak ke China untuk mencari bantuan soal pengendalian proyek nuklir baru Korut. China adalah sekutu dan penyanggah utama ekonomi Korut. (AP/AFP/REUTERS/CAL)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com