Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Serang Tentara Nepal

Kompas.com - 18/11/2010, 03:27 WIB

Port-au-Prince, Rabu - Kepanikan warga akibat mengganasnya kolera di Haiti menyasar ke tentara Nepal hari Selasa (16/11). Tentara yang tergabung dalam pasukan penjaga perdamaian PBB itu diserang karena diduga sebagai sumber utama kolera yang telah mematikan 1.034 warga setempat.

Korban tewas terus bertambah sejak kolera merebak pertama kali pada 22 Oktober 2010. Sudah sekitar 16.700 orang yang dirawat di Port-au-Prince, ibu kota negara. Petugas Kantor PBB untuk Urusan Kemanusiaan (OCHA) kewalahan dalam memberikan pertolongan karena kekurangan dana.

Warga yang panik melampiaskan amarahnya kepada rombongan tentara Nepal. Massa melempar batu dan botol bekas minuman kepada tentara Nepal yang diisukan sebagai pembawa bakteri kolera.

Aksi itu meluas menjadi kerusuhan sosial. Mereka memasang barikade di jalan-jalan dan membakar sebuah pos polisi. ”Sebagian jalan kota dihalangi, usaha dan sekolah ditutup. Massa membakar ban bekas dan mobil. Keadaan menjadi kacau,” kata Georgesmain Prophete, seorang pengusaha.

Kerusuhan terjadi di Cap-Haitien, kota terbesar di Haiti setelah Port-au-Prince dan Hinche. Dalam insiden itu juga, gudang Program Pangan Dunia PBB (WFP) dibakar dan dijarah. PBB membatalkan penerbangan 3 metrik ton sabun, peralatan medis lainnya, dan personel ke Cap-Haitien. Penerbangan ke kota Port-de-Paix pun dibatalkan.

”Oxfam menghentikan proyek klorinasi air dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menghentikan pelatihan staf medis,” kata kantor kemanusiaan PBB.

Adouin Zephirin, pejabat di Cap-Haitien, mengatakan, tidak ada korban jiwa dalam kerusuhan itu, tetapi beberapa orang cedera. Namun, kantor berita Associated Press pada Rabu memberitakan dua demonstran tewas. Salah satunya tewas akibat terkena tembakan tentara penjaga perdamaian yang telah bertugas sejak tahun 2004. Tidak dijelaskan secara rinci, tentara itu dari negara mana.

Nepal bergabung dengan PBB dalam proyek rehabilitasi pascagempa 12 Januari yang menewaskan sekitar 250.000 warga Haiti. Misi PBB di Haiti telah membantah desas-desus bahwa sumber bakteri kolera berasal dari tentara Nepal atau tentara PBB.

Presiden Haiti Rene Preval, Rabu, meminta warga tenang dan tidak terpancing isu-isu yang menyesatkan. Aksi kekerasan telah menghalangi usaha menekan laju wabah kolera. Dalam pidato nasional setelah mengetahui jumlah kematian akibat kolera telah meningkat melebihi 1.000 kasus, Preval meminta barikade warga diakhiri karena menghalangi pekerjaan petugas medis, yang berarti memperburuk keadaan.

Misi mengatakan, aksi itu bermotif politik untuk mengganggu pemilu nasional yang dijadwalkan berlangsung pada 28 November. Lebih dari 12.000 tentara multinasional penjaga perdamaian PBB membantu penyelenggaraan dan melindungi proses politik tersebut. Tentu saja ada pihak yang bermain di air keruh dan mengacaukan situasi.

Butuh dana tambahan

Terlepas dari isu politik tersebut, OCHA dan Departemen Kesehatan Haiti terus bekerja keras. PBB sebenarnya sudah mengucurkan dana puluhan juta dollar AS untuk menekan laju wabah kolera. Bantuan itu ternyata sangat terbatas dan masih butuh dana 164 juta dollar AS lagi. Masih ada sekitar 200.000 warga korban gempa yang terbilang rentan di antara 1,3 juta pengungsi di 6 dari 10 provinsi.

Akibat kekurangan dana, petugas medis risau. Jika wabah kian parah, Haiti bisa mengalami mimpi buruk seperti ketika kolera menyerang Zimbabwe antara Agustus 2008 dan Juli 2009 yang menewaskan 4.287 orang. OCHA mengetuk negara donor untuk memberikan dukungan dana yang dibutuhkan tersebut.

Departemen Kesehatan Haiti mengatakan, jumlah korban tewas resmi telah mencapai 1.034 orang. Petugas medis dan pekerja sosial mengatakan, angka itu terlalu kecil. Departemen Kesehatan mengatakan, lebih dari 16.700 orang dirawat di Rumah Sakit Umum Pusat di Port-au-Prince. Perkumpulan Dokter Lintas Batas mengatakan, pihaknya telah merawat sekitar 16.500 orang.

Kolera adalah penyakit infeksi saluran usus akut yang disebabkan bakteri Vibrio cholerae, yang diduga dari tinja manusia. Bakteri masuk ke tubuh melalui makanan dan air minum yang terkontaminasi dan bisa menyebabkan diare berlebihan hingga membawa kematian.(AP/AFP/REUTERS/CAL)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com