Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Aung San Suu Kyi Tidak Jadi Dibebaskan?

Kompas.com - 10/11/2010, 17:21 WIB

NAYPYIDAW, KOMPAS.com — Persiapan keamanan dilakukan menjelang pembebasan pemimpin oposisi Myanmar yang ditahan, Aung San Suu Kyi, beberapa hari mendatang.

"Kami belum mendapat perintah apa pun dari atasan terkait pembebasannya. Namun, kami sedang mempersiapkan rencana keamanan untuk 13 November," kata seorang pejabat pemerintah yang tidak mau disebutkan namanya kepada AFP, Rabu (10/11/2010).

Suu Kyi, yang menghabiskan hampir dua dekade di dalam tahanan, mendapat masa perpanjangan masa tahanan 18 bulan pada Agustus tahun lalu setelah adanya kejadian aneh saat seorang laki-laki Amerika berenang mendekati rumah tahanannya di tepi danau.

Pejabat lain yang juga tidak memberikan identitasnya mengatakan, "Kami belum mendapat perintah. Perintah akan diberikan pada saat-saat terakhir."

Pengacara Suu Kyi mengatakan, masa penahanannya saat ini dimulai saat ia dipenjarakan pada 14 Mei tahun lalu dan berharap ia akan dibebaskan pada Sabtu.

Nyan Win, juru bicara partai Suu Kyi, National League for Democracy (NLD), mengatakan, partainya sudah mengumpulkan daftar anggota yang akan bertemu dengan Suu Kyi setelah bebas.

"Kami akan membuat perencanaan masa depan setelah ia bertemu dengan orang-orang ini," kata Nyan Win, yang juga pengacara Suu Kyi, kepada AFP.

Ia mengatakan, partainya belum mendapat informasi dari pemerintah junta tentang waktu pembebasan Suu Kyi.

"Sejak dulu, mereka tidak pernah mengatakan tentang rencana masa depan. Namun, yang ingin saya katakan adalah mereka seharusnya memberitahu Suu Kyi kapan ia dibebaskan. Itu sebabnya kami akan meminta mereka hari ini lewat surat untuk menginformasikan kami mengenai hal itu," katanya.

Penahanan atas pemenang Nobel Perdamaian itu membuatnya tidak dapat mengikuti pemilu pertama di Myanmar selama 20 tahun yang dikritik hanya sebagai permainan untuk menjadikan sipil sebagai tameng kekuasaan militer.

Para tahanan dilarang menjadi kandidat anggota parlemen dalam pemilu pada Minggu itu.

NLD memilih untuk memboikot pemilu, dan mengatakan bahwa pemilu tidak berjalan adil. NLD secara resmi dibubarkan oleh junta sehingga gagal terdaftar sebelum pemilu diadakan.

Kroni-kroni politik junta pada Selasa memenangkan sekitar 80 persen kursi di pemilu, meski hasil resmi belum diumumkan. Seperempat kursi parlemen telah dikhususkan bagi militer.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com