Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berharap Hibah F-16 dari Obama

Kompas.com - 09/11/2010, 06:51 WIB

KOMPAS.com — Setelah mengunjungi India, Presiden Amerika Serikat Barack Obama akhirnya ke Indonesia juga. Diukur dari durasi waktu kunjungannya, India tampak lebih penting sehingga ia perlu tiga hari di sana. Ia mungkin merasa tidak perlu berlama, bahkan tidak sampai sehari di Indonesia yang pernah ia tinggali dan turut menentukan masa kecilnya itu.

Obama menempatkan India sebagai mitra dagang terpenting bagi pasar tak terbatas produk-produk AS. Itu sebabnya ia perlu menghadiri konferensi tingkat tinggi perdagangan yang diselenggarakan Indo-US Business Council, Badan Perdagangan Primer India, Federasi Kamar Dagang dan Industri India, serta Konfederasi Industri India.

Selain mencari peluang pasar, Presiden AS ini juga membicarakan masalah keamanan. Ia mendesak India memulai lagi perundingan damai dengan Pakistan demi kepentingan domestik dan keamanan kawasan. Perdamaian kedua negara itu akan sangat membantu AS dalam menuntaskan perang melawan Taliban di Afganistan.

Lain halnya Indonesia, negeri yang pernah Obama tinggali bersama ibu dan ayah tirinya pada saat ia berusia 6-10 tahun. Tampaknya tidak penting bagi AS membicarakan persoalan ekonomi dengan Indonesia. Menurut Gedung Putih, pekan lalu, misi Obama ke Indonesia lebih pada isu-isu politik dan kebudayaan ketimbang ekonomi.

Salah satu isu politik strategis adalah keamanan dan pertahanan wilayah bekas "tanah air"-nya itu. AS menawarkan bantuan mereformasi dan meningkatkan kapabilitas militer Indonesia, terutama pertahanan udara dan maritim. Apakah dalam konteks ini juga masalah keamanan perbatasan dengan Malaysia akan diletakkan?

Terkait dengan pertahanan, kabarnya sudah ada tawaran dari AS untuk menghibahkan F-16 kepada Indonesia. Hibah F-16 dan pembukaan kembali hubungan Komando Pasukan Khusus TNI Angkatan Darat mungkin bakal menjadi agenda penting di bidang pertahanan antara AS dan Indonesia.

F-16 Fighting Falcon adalah jet tempur multiperan yang dikembangkan oleh General Dynamics, yang kemudian diakuisisi oleh Lockheed Martin, AS. Meski pada awalnya dirancang sebagai pesawat tempur ringan, belakangan telah berevolusi menjadi pesawat multiperan yang tangguh dan amat populer.

Indonesia pernah memiliki 12 unit F-16 blok 15OCU yang terdiri atas delapan F-16A dan empat F-16B. Namun, anggota Komisi I (Hankam dan Luar Negeri) DPR, Fayakhun Andriadi, mengatakan, Indonesia kini hanya memiliki 10 F-16 model A/B atau F-16 generasi pertama. Indonesia hendak mengembangkannya menjadi satu skuadron penuh dengan berencana membeli enam unit F-16 terbaru model C/D.

Munculnya tawaran dari AS untuk menghibahkan F-16 kepada Indonesia patut disikapi dan dicermati. Media dan pejabat Kementerian Pertahanan belum mengungkap kepada publik berapa unit dan model F-16 yang mana yang AS hibahkan kepada Indonesia. Namun, yang pasti AS kini memiliki 24 F-16 C/D yang masih baik dan masih dapat di-retrofit menjadi F-16 C/D terbaru karena AS telah meningkatkan kelas pesawatnya ke F-18.

Menurut Fayakhun, "hibah" yang dimaksud beberapa pihak itu bukan hibah dalam arti sepenuhnya. AS justru menyarankan kita tidak perlu membeli F-16 terbaru. "Lebih baik dana yang dianggarkan untuk pengadaan enam unit F-16 terbaru itu dialihkan untuk membeli 24 F-16 C/D miliknya. AS membantu melakukan retrofit 24 unit itu dan upgrade 10 F-16 A/B milik Indonesia menjadi F-16 generasi terbaru," katanya.

Jika tawaran AS itu diterima, jumlah pesawat F-16 model C/D Indonesia kelak setelah retrofit dan upgrade itu akan menjadi 32 unit atau dua skuadron.

Tentu saja kita bisa mempertimbangkan kembali apakah akan membeli enam unit F-16 terbaru model C/D, yang artinya hanya akan menjadi satu skuadron, atau menerima saja tawaran dari AS. F-16 memang memiliki kemampuan tempur sangat baik. Angkatan Udara AS sudah tidak memakainya, tetapi tetap diproduksi untuk ekspor.

Di balik itu, Indonesia pernah mengalami mimpi buruk. TNI tertekan akibat embargo AS sehingga pesawat angkut andalan logistisnya, C130 Hercules, serta pesawat tempur F-5 Tiger dan F-16 Fighting Falcon kesulitan suku cadang. Kanibalisasi suku cadang atau berburu suku cadang di pasar gelap memperburuk kinerja pesawat kita. (Pascal S Bin Saju)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Polri Lanjutkan Tugas Satgas Pengamanan untuk Prabowo

    Polri Lanjutkan Tugas Satgas Pengamanan untuk Prabowo

    Nasional
    Menhan AS Telepon Prabowo Usai Penetapan KPU, Sampaikan Pesan Biden dan Apresiasi Bantuan Udara di Gaza

    Menhan AS Telepon Prabowo Usai Penetapan KPU, Sampaikan Pesan Biden dan Apresiasi Bantuan Udara di Gaza

    Nasional
    Terima Nasdem, Prabowo: Surya Paloh Termasuk yang Paling Pertama Beri Selamat

    Terima Nasdem, Prabowo: Surya Paloh Termasuk yang Paling Pertama Beri Selamat

    Nasional
    Partai Pendukung Prabowo-Gibran Syukuran Mei 2024, Nasdem dan PKB Diundang

    Partai Pendukung Prabowo-Gibran Syukuran Mei 2024, Nasdem dan PKB Diundang

    Nasional
    MKMK: Hakim MK Guntur Hamzah Tak Terbukti Langgar Etik

    MKMK: Hakim MK Guntur Hamzah Tak Terbukti Langgar Etik

    Nasional
    Ratusan Bidan Pendidik Tuntut Kejelasan, Lulus Tes PPPK tapi Dibatalkan

    Ratusan Bidan Pendidik Tuntut Kejelasan, Lulus Tes PPPK tapi Dibatalkan

    Nasional
    Surya Paloh Ungkap Alasan Nasdem Tak Jadi Oposisi Pemerintahan Prabowo

    Surya Paloh Ungkap Alasan Nasdem Tak Jadi Oposisi Pemerintahan Prabowo

    Nasional
    Golkar: Belum Ada Pernyataan Resmi Pak Jokowi Keluar dari PDI-P, Kami Enggak Mau 'Ge-er'

    Golkar: Belum Ada Pernyataan Resmi Pak Jokowi Keluar dari PDI-P, Kami Enggak Mau "Ge-er"

    Nasional
    Politeknik KP Sidoarjo Buka Pendaftaran, Kuota Masyarakat Umum 80 Persen

    Politeknik KP Sidoarjo Buka Pendaftaran, Kuota Masyarakat Umum 80 Persen

    Nasional
    Surya Paloh: Nasdem Dukung Pemerintahan Prabowo-Gibran

    Surya Paloh: Nasdem Dukung Pemerintahan Prabowo-Gibran

    Nasional
    Kenaikan Pangkat TNI: 8 Perwira Pecah Bintang, Kabais Resmi Berpangkat Letjen

    Kenaikan Pangkat TNI: 8 Perwira Pecah Bintang, Kabais Resmi Berpangkat Letjen

    Nasional
    JK Nilai Konflik Papua terjadi karena Pemerintah Dianggap Ingin 'Merampok'

    JK Nilai Konflik Papua terjadi karena Pemerintah Dianggap Ingin "Merampok"

    Nasional
    Biasa Koordinasi dengan PPATK, Dewas Nilai Laporan Wakil Ketua KPK Aneh

    Biasa Koordinasi dengan PPATK, Dewas Nilai Laporan Wakil Ketua KPK Aneh

    Nasional
    Kementerian KP Luncurkan Pilot Project Budi Daya Udang Tradisional Plus di Sulsel

    Kementerian KP Luncurkan Pilot Project Budi Daya Udang Tradisional Plus di Sulsel

    Nasional
    Soal PDI-P Tak Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran, Djarot Bilang Tidak Tahu

    Soal PDI-P Tak Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran, Djarot Bilang Tidak Tahu

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com