Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sang Pencerah dari Timur

Kompas.com - 09/11/2010, 05:26 WIB

Lagi-lagi seruan iklas ini termaktub dalam syairnya. "Dan bukanlah jua maksud hati mendapat harta, pun beroleh pangkat sungguh, hanyalah semata untuk tujuan mencapai Keridhaan Allah menuju surga kenikmatan," Sofyan Bachmid mengutip syair Guru Tua.

Habib Idrus lahir  di Taris, Hadramaut, Yaman Selatan, pada Senin, 14 Sya’ban 1319 H atau 1899 M. Ia berasal dan dibesarkan dalam lingkungan keluarga yang taat beragama dan cinta ilmu pengetahuan.

Habib Idrus hafal Alquran pada umur 12 tahun

Ayahnya, Al-Allamah Al-Habib Salim, merupakan seorang ilmuwan dan tokoh yang mempunyai banyak karangan dan tulisan dari berbagai bidang ilmu, dan ia memegang jabatan sebagai kadi dan mufti di negerinya.

Ibunya, Syarifah Nur Aljufri,  mempunyai hubungan kekeluargaan dengan Aru Matoa atau Raja yang dituakan di Sengkang, Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan.

Pada usianya yang tergolong amat muda, kurang lebih berusia 19 tahun, ia telah menjadi  seorang ulama yang terkenal di tanah airnya.  Pada 1335H/1916M ia ditunjuk oleh Sulthan Hadramaut, Sultan Mansyur, untuk menggantikan posisi ayahnya sebagai mufti atau kadi (Mahkamah Agung), suatu jabatan yang tidak dapat diberikan kecuali kepada orang yang berpengetahuan luas dan berwibawa.

Dalam buku Perguruan Islam Alkhairaat dari Masa ke Masa yang disusun oleh Pengurus Besar Alkhairaat disebutkan bahwa Indonesia bukan negeri asing dan baru bagi Sayyid Idrus.

Ia pertama kali datang ke negeri ini  pada saat berumur kurang lebih 17 tahun bersama ayahnya dengan maksud mengunjungi sanak keluarga yang berada di Pulau Jawa dan Sulawesi.

Kunjungan keduanya pada tahun 1922 berkaitan erat dengan sikap dan perlawanannya yang keras terhadap imprealisme Inggris di negarinya.

Pilihan ke Indonesia tidak hanya melepaskan kerinduannya dengan kampung halaman neneknya, tetapi sekaligus menetap dan berkiprah untuk umat Islam di Indonesia.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com