Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Israel Menyambut Hangat Pemilu AS

Kompas.com - 05/11/2010, 06:01 WIB

Kegembiraan Israel tampak meluap menyambut hasil pemilu sela AS yang mengantarkan Partai Republik kini mendominasi House of Representatives, majelis rendah di Kongres, meskipun gagal menguasai Senat. Radio Israel menyatakan, Israel bisa mengambil manfaat dari adanya pergeseran peta kekuatan di DPR AS ini.

Menurut radio tersebut, jika terjadi perbedaan pendapat antara Israel dan pemerintahan Presiden Barack Obama, Israel bisa melobi DPR AS untuk menekan Obama.

Pemerintah Israel dan AS saat ini terlibat perbedaan pendapat tajam soal isu pembangunan permukiman Yahudi di Tepi Barat dan Jerusalem Timur.

Kalangan Partai Likud juga menganggap, kekalahan Partai Demokrat dari Republik pada pemilu sela hari Selasa lalu merupakan kemenangan PM Benjamin Netanyahu atas Presiden Obama. Kekalahan Demokrat itu membuat posisi Presiden Obama menjadi lemah, yang akan memaksanya lebih memberikan perhatian pada isu dalam negeri daripada isu luar negeri dalam upaya memperbaiki citra agar terpilih lagi pada pemilu presiden mendatang.

Analis politik Israel, Natasha Mozgovaya, dalam harian Haaretz edisi Kamis (4/11) menulis tentang anggota DPR asal Republik yang sangat pro-Israel.

Ia menyebut Eric Cantor, anggota DPR Partai Republik dari wilayah Virginia. Cantor mengatakan kepada harian Haaretz, dominasi Republik atas DPR akan berdampak positif atas hubungan bilateral AS-Israel.

”Sistem check and balance mengizinkan kami ikut mengontrol kebijakan Pemerintah AS menyangkut isu luar negeri,” ungkap Cantor.

Menurut dia, jika Republik meraih mayoritas, pihaknya akan menggunakan platform besar Republik bahwa menciptakan Israel yang kuat adalah kepentingan strategis dan moral AS.

”Kami akan menekan pemerintahan Obama agar mau berkompromi dengan Israel soal isu keamanan,” tambah Cantor pada harian Israel itu.

Terdapat anggota DPR Partai Republik lain yang dikenal sangat pro-Israel, yaitu John Boehner (anggota DPR Partai Republik dari wilayah Ohio). Boehner dipastikan akan memimpin DPR AS. Ada lagi anggota DPR Partai Republik dari wilayah Florida yang dikenal pro-Israel, yaitu Ileana Ros-Lehtinen.

Gerakkan proses damai

Sementara dari kalangan Arab tetap, mereka sangat berharap komitmen Presiden Barack Obama untuk terus menggerakkan proses perdamaian Timur Tengah dan tidak tunduk terhadap upaya kongres yang kini dikuasai Partai Republik untuk mendiktenya.

Analis politik harian Asharq al-Awsat, Walid Abi Murshid, mengatakan, dominasi Partai Republik di Kongres AS itu bukan berarti Kongres bisa serta-merta mendikte kebijakan luar negeri AS.

Ia mencontohkan, Presiden AS Bill Clinton pada tahun 1995 pernah menolak RUU yang meminta pemindahan kedutaan besar AS dari Tel Aviv ke Jerusalem. Pada saat itu, RUU tersebut mendapat dukungan mayoritas di DPR dan Senat, yakni 93 suara setuju dan 5 suara menolak di Senat dan 347 suara setuju berbanding 37 suara menolak di DPR.

Bill Clinton saat itu berdalih, menolak RUU tersebut karena apabila hal itu dilakukan, akan membahayakan keamanan nasional AS dan juga akan menghambat proses perdamaian di Timur Tengah.

Sekjen komite eksekutif PLO, Yasser Abdu Rabbo, menuduh Israel melakukan intervensi urusan pemilu sela AS untuk membuyarkan proses perdamaian Timur Tengah.

Ia menyatakan, pemerintah kanan Israel memiliki lobi kuat di dalam negeri AS sehingga bisa bermanuver dan memberikan pengaruh besar terhadap hasil pemilu sela legislatif AS.

Dijadwalkan, Menteri Luar Negeri AS Hillary Clinton dan Wakil Presiden AS Joe Biden akan bertemu PM Israel Benjamin Netanyahu yang akan mengunjungi AS untuk menghadiri dan sekaligus sebagai pembicara dalam forum konferensi komunitas Yahudi AS di New Orleans pada hari Minggu mendatang.

Pertemuan tersebut diharapkan menghasilkan peta prospek perdamaian Timur Tengah ke depan, pasca-pemilu sela AS hari Selasa lalu. Presiden Barack Obama sendiri tidak dapat bertemu dengan Netanyahu karena melakukan lawatan ke Asia.

AS selama ini menjadi broker proses perdamaian Timur Tengah yang kini tengah macet menyusul Israel tidak memperpanjang moratorium pembangunan permukiman Yahudi di Tepi Barat, yang berakhir pada 26 September lalu.

(Musthafa Abd Rahman)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com