Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pahlawan "Hotel Rwanda" Danai Terorisme?

Kompas.com - 29/10/2010, 15:48 WIB

KOMPAS.com — Orang yang menginspirasi film Hotel Rwanda dituduh mendanai terorisme dan berusaha untuk menggulingkan pemerintah negara itu.   Paul Rusesabagina, yang dinyatakan sebagai pahlawan oleh masyarakat internasional karena melindungi ratusan warga Tutsi dari kerusuhan tahun 1994 di hotelnya, diduga telah mengirim uang dari AS untuk Pasukan Demokratik bagi Pembebasan Rwanda (FDLR), sebuah kelompok pemberontakan mayoritas Hutu yang komandannya terlibat dalam pembunuhan itu. Rusesabagina, yang diperankan Don Cheadle dalam film tersebut, menegaskan, ia tidak mengirim uang ke Rwanda sekurang-kurangnya tujuh tahun dan menyebut tuduhan itu sebagai bagian dari kampanye kotor melawan dia. Ini karena dia dulu menentang pemerintah Paul Kagame, Presiden Rwanda.   Martin Ngoga, jaksa paling senior di Rwanda, menyatakan, ia memiliki bukti kuat bahwa Rusesabagina (56) mengirim uang kepada dua komandan FDLR di Burundi dan Tanzania melalui Western Union dari San Antonio, Texas, di mana ia memiliki sebuah rumah. "Mereka yang ingin terus mempertimbangkan dia sebagai pahlawan silakan saja," kata Ngoga. "Kami menganggap dia seorang tersangka kriminal serius dan kami menantang siapa pun yang berbicara atas namanya untuk memberi tahu kami apakah dia tidak pernah mengirim uang untuk para komandan FDLR yang berada dalam tahanan kami ini."

Diduga, uang ini digunakan untuk mendanai perekrutan petempur bagi sayap militer baru dari FDU-Inkingi, sebuah partai oposisi Hutu yang dipimpin Victoire Ingabire. Adapun nona Ingabire dijebloskan ke tahanan awal bulan ini atas tuduhan membentuk sebuah kelompok teroris. Ngoga mengatakan bahwa para komandan FDLR dalam tahanan telah memberikan bukti mengenai keduanya, Ingabire dan Rusesabagina.

Rusesabagina, yang tahun 2005 dianugerahi Presidential Medal of Freedom AS, penghargaan sipil tertinggi oleh mantan Presiden AS George W Bush, bersikeras bahwa ia tidak berbuat salah. "Ini merupakan langkah terbaru dalam kampanye melawan saya oleh Pemerintah Rwanda yang sudah mencakup penghinaan publik, kebohongan, dan pelecehan fisik," katanya seperti dikutip Telegraph, Jumat (29/10/2010). "Yayasan saya sedang mengadvokasi untuk keadilan, kebenaran, dan proses rekonsiliasi demi membina perdamaian berkelanjutan di Rwanda ... tapi siapa pun yang menentang Kagame di dalam atau di luar negeri diperlakukan dengan pelecehan seperti ini."

Sejauh ini belum ada tuduhan resmi yang diajukan terhadapnya. Lebih dari 500.000 warga Rwanda, kebanyakan etnis Tutsi dan Hutu moderat, tewas dalam genosida di Rwanda.

Kagame, seorang etnis Tutsi, telah berusaha untuk mengecilkan peran etnis pasca-genosida Rwanda dan orang-orang di negeri ini jarang menyebut diri mereka sebagai Hutu atau Tutsi dan dapat menghadapi tuntutan karena berbicara secara terbuka tentang etnis. Namun dia telah dikecam oleh kelompok-kelompok hak asasi manusia yang menuduh bahwa rezimnya melakukan kontrol ketat serta membungkam politisi oposisi dan media.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com