Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Australia Cegah Punahnya Bahasa Aborigin

Kompas.com - 29/10/2010, 03:17 WIB

Dalam beberapa kasus, anak-anak dilarang berbicara dalam bahasa ibu mereka di sekolah atau dalam misi-misi Kristiani.

"Kadang orang-orang tua dari suku Aborigin berpikir bahwa bahasa mereka dapat menghalangi kemajuan anak-anak mereka. Karena itu, mereka pun tidak menggunakannya lagi," kata Profesor Michael Walsh, pakar bahasa pribumi kepada AFP.

"Kemudian yang terjadi adalah hilangnya suatu generasi, tempat orangtua masih menggunakan bahasa mereka dengan ayah-ibu mereka, tetapi tidak lagi berbicara bahasa asli dengan anak-anak mereka," kata Walsh.

Koori Centre di Universitas Sydney berada di barisan terdepan dalam upaya membalikkan arus, bersama dengan pemrakarsa seperti "Waabiny Time", sebuah program televisi pribumi nasional yang mengajarkan bahasa asli Australia kepada anak-anak.

Di New South Wales, wilayah yang berpenduduk paling padat di Australia, 5.000 anak belajar bahasa Aborigin di sekolah, sedangkan kursus bahasa pribumi serupa diadakan di pusat kebudayaan dan bahasa di wilayah South Australia dan Victoria.

Terdapat beberapa contoh di mana sebuah bahasa diduga telah hilang sama sekali, tetapi dapat dihidupkan kembali, seperti bahasa Kaurna, di wilayah South Australia.

"Terakhir kali bahasa tersebut digunakan sebagai bahasa sehari-hari adalah pada 1860-an," menurut perkiraan Robert Amery, pakar bahasa dari Universitas Adelaide.

Bekerja dengan segelintir dokumen lama, komunitas tersebut bersama-sama dengan para ahli bahasa pribumi, telah menemukan ketertarikan baru dalam bahasa tersebut.

Kini bahasa pribumi itu telah digunakan di beberapa upacara dan pidato politik dan orang-orang Kaurna sedang menciptakan dialek baru guna beradaptasi dengan masyarakat modern.

"Ada kegiatan lokakarya yang mengembangkan kata-katar baru, sebagai contohnya adalah pengungkapan ekspresi yang dibutuhkan orangtua untuk anak-anaknya," kata Amery.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com