Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fokus Soal Ekonomi, Myanmar Dilupakan

Kompas.com - 28/10/2010, 15:30 WIB

HANOI, KOMPAS.com - Para pemimpin 10 negara Asia Tenggara, Kamis, akan mencoba bergerak di jalur cepat tentang rencana ambisius untuk menciptakan komunitas politik dan ekonomi tahun 2015, sambil berharap dapat menghindari perselisihan dengan militer yang memerintah Myanmar.

Pekan ini, para pemimpin ASEAN (Association of South East Asian Nations) berkumpul di Hanoi dengan enam negara Asia lainnya termasuk China, Jepang, dan India untuk pertemuan yang membicarakan peran Asia sebagai mesin pertumbuhan global. Kawasan ini sekali lagi menarik masuknya modal berjumlah miliaran dollar AS dengan pasar modal Asia Tenggara berada di antara pasar modal terbaik di dunia tahun ini.

Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Hillary Clinton ikut serta dalam pertemuan 16 negara Asia pada Sabtu yang menegaskan gerakan pemerintahan AS untuk kembali berhubungan dengan Asia setelah periode yang relatif mengabaikan Asia di tengah-tengah kegelisahan mengenai gerakan asertif baru China. Ketegangan baru antara China dan Jepang atas pulau yang diperebutkan juga tampaknya akan menjadi topik pembicaraan di antara beberapa pembicaraan dua perekonomian terbesar Asia itu,

Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov juga akan bergabung dalam "East Asia Summit" pada Sabtu sedangkan Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa Ban Ki-Moon juga akan datang ke ibu kota Vietnam itu untuk menghadiri beberapa pertemuan.

Masalah mata uang global tidak akan menjadi agenda resmi pekan ini tetapi isu tersebut akan dibicarakan di sela-sela pertemuan dengan atmosfir kebencian negara Asia Tenggara yang terjepit di tengah perang mata uang antara China dan AS. "Di sini, di Asia Tenggara kita berada dalam momen untuk meredakan ketegangan," kata Sekretaris Jenderal ASEAN Surin Pitsuwan minggu ini.

Tantangan utama adalah untuk mengatur derasnya arus modal dari investor asing yang mendukung pemulihan dari resesi singkat saat terjadi krisis global tapi memberikan resiko yang berasal dari penguatan nilai mata uang dan pengurangan nilai kompetitif barang ekspor. "Usaha kecil di Asia Tenggara, ASEAN, dan setiap kita akan merasakan dampak bila tetap melanjutkan ketegangan. Kita harus bersatu dan memang saling bergantung satu sama lain sehingga tidak ada pihak yang menginginkan adanya perang mata uang," kata Surin.

Lelucon ASEAN didirikan tahun 1967 saat terjadi perang Vietnam, AS dan sekutunya khawatir kalau negara Asia akan jatuh ke paham komunis. Selama beberapa tahun ASEAN fokus pada isu ekonomi dan diplomasi di saat yang sama memperluas keanggotanya menjadi 10 negara di kawasan dan mendapat reputasi sebagai kelompok yang mendiskusikan sesuatu tapi tidak menghasilkan tindakan nyata (talking shop), tertatih-tatih tentang kebutuhan untuk mencapai konsensus keputusan, membuat kelompok ini lebih sulit melakukan ekspansi.

Namun tahun 2008, ASEAN mengadopsi suatu piagam yang mengubah wilayah dengan total penduduk 580 juta orang dengan produk domestik bruto sebesar 1,5 triliun dolar AS menjadi kelompok yang berdasar pada aturan tertulis dengan tujuan menghasilkan satu komunitas politik, ekonomi, dan budaya pada tahun 2015.

Tujuan ekonominya adalah untuk menghasilkan pasar tunggal dengan produksi berdasar pada arus bebas barang, jasa, investasi modal, dan pekerja terlatih. Visi politiknya adalah mencapai kebijakan bersama perihal luar negeri dan pengaturan keamanan.

Lebih mudah untuk berbicara dibanding bertindak dalam kawasan dengan perbedaan besar tingkat pendapatan dan pembangunan; perbedaan sistem politik dan persaingan satu negara dengan negara lain sejak lama; serta perselisihan kewilayahan.

Kata kunci pekan ini adalah "konektivitas" yang berarti mendorong hubungan transportasi, komunikasi, dan energi; koordinasi liberalisi perdagangan dan peraturan; serta meningkatkan hubungan antarmasyarakat. Namun di tengah peningkatan pembicaraan mengenai kesatuan ekonomi, perbedaan pendapat mengenai Myanmar yang membandel dan pemilunya pada 7 November memudar.

Jejak buruk Myanmar dalam hak asasi manusia (HAM) menghancurkan reputasi dan kredibilitas ASEAN dan menjadi penghambat untuk untuk bekerja sama dengan mitra-mitra internasionalnya. Beberapa anggota ASEAN seperti Filipina dan Indonesia telah menekan Myanmar untuk melakukan reformasi. Sedang lainnya seperti Vietnam dan Kamboja, keduanya juga dikritik dalam masalah HAM, bertahan agar ASEAN tetap memegang prinsip non-intervensi.

Filipina telah mengecam pemilu Myanmar yang diselenggarakan saat pemimpin prodemokrasi Aung San Suu Kyi masih ditahan dengan mengatakan hal itu sebagai lelucon atas nilai-nilai demokrasi.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com