Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Korut Bantu Myanmar Soal Senjata Nuklir

Kompas.com - 28/10/2010, 03:08 WIB

BANGKOK, RABU - Setelah menghebohkan dengan berbagai isu politik dalam negerinya, Myanmar kembali menjadi sorotan setelah diketahui tengah berupaya membangun program senjata nuklir rahasia.

Tidak hanya itu, diyakini program rahasia tersebut semakin ”dipercepat” karena mendapat bantuan dari Korea Utara. Temuan itu pertama kali disuarakan kelompok jaringan pemberitaan berbasis di Norwegia, Democratic Voice of Burma (DVB).

Mereka (DVB) mengutip pernyataan seorang anggota militer senior Myanmar yang sebelumnya membelot, ditambah dengan sejumlah ”materi sangat rahasia” (dari aktivitas) bertahun-tahun.

Robert Kelley, seorang mantan Direktur Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA), mengaku telah memeriksa berkas-berkas yang diselundupkan ke luar Myanmar oleh seorang warga bernama Sai Thein Win.

Dari berbagai berkas dan data tadi terindikasi kuat adanya ”program nuklir klandestin (tersembunyi)”, yang tengah berjalan dan mendapat bantuan Korea Utara.

”Program itu sepertinya masih belum dibangun dengan baik dan saya pikir tidak akan bisa berjalan. Namun, jika ada negara lain masuk, dengan pengetahuan, material, dan membantu dengan memberitahukan apa saja yang harus diperbaiki, juga soal bagaimana manajemen buruk harus dihilangkan, program tersebut bisa berjalan cepat,” ujar Robert.

Bisa kacaukan kawasan

Robert mengatakan, Korea Utara adalah salah satu negara yang terlintas dalam pikirannya sebagai negara yang bakal membantu Myanmar. Sebelumnya Myanmar menampik kekhawatiran Barat soal kemungkinan kerja sama kedua negara itu. Junta juga membantah keberadaan program nuklir itu.

Dalam data yang terdokumentasi itu, juga terdapat ribuan foto dan pengakuan para pembelot. Di dalamnya juga ada informasi soal sejumlah konstruksi gedung dan lorong bawah tanah.

Infrastruktur ini diduga dibangun dengan bantuan para ahli nuklir Korea Utara. Pihak AS, yang turut resah, menilai, hal itu bisa menciptakan instabilitas luar biasa di kawasan. (AFP/DWA)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com