Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nuklir Myanmar Melaju jika Dibantu

Kompas.com - 27/10/2010, 13:38 WIB

BANGKOK, KOMPAS.com Program pembangunan senjata atom rahasia Myanmar bisa benar-benar melaju cepat jika negara yang diperintah tentara itu dibantu oleh Korea Utara. Komentar tersebut disampaikan seorang ilmuwan nuklir papan atas.

Komentar itu muncul setelah Juni lalu beredar sebuah film dokumenter dari kelompok berita Democratic Voice of Burma (DVB) yang berbasis di Norwegia yang mengatakan, Myanmar sedang berusaha mengembangkan senjata nuklir. Kelompok itu memperoleh informasi dari seorang tentara senior yang membelot.

Robert Kelley, mantan Direktur Badan Energi Atom Internasional (IAEA), memeriksa berkas yang diselundupkan keluar dari Myanmar oleh Sai Thein Win dan mengatakan, bukti itu menunjukkan bahwa program nuklir rahasia sedang berjalan. "Ini bukan program yang dikembangkan dengan baik. Saya tidak berpikir itu akan berjalan baik," katanya kepada klub wartawan asing Thailand, Selasa malam.

"Tapi kalau ada negara lain yang masuk dan memiliki semua pengetahuan, bahan, dan mungkin kunci untuk beberapa masalah yang mengganggu mereka, termasuk manajemen yang buruk, program ini benar-benar bisa berjalan cepat," kata Kelley. Ia mengatakan, "Korea Utara merupakan negara yang ada dalam pikiran saya."

Kelley meragukan program nuklir itu akan berhasil tanpa bantuan dari luar. "Saya pikir aman untuk mengatakan bahwa rakyat Thailand beberapa tahun mendatang tidak perlu khawatir karena orang-orang ini tidak tahu apa yang mereka lakukan. Saya tidak ingin memberi mereka lebih dari beberapa tahun lagi," katanya.

Myanmar, yang menyelenggarakan pemilihan pertama dalam kurun dua dekade pada tanggal 7 November mendatang, telah menolak laporan tentang niatnya untuk mengembangkan nuklir dan menepis kekhawatiran Barat tentang kemungkinan kerja sama dengan Korea Utara.

Film dokumenter DVB mengumpulkan ribuan foto dan kesaksian pembelot, beberapa tentang jaringan bunker bawah tanah rahasia dan terowongan Myanmar, yang diduga dibangun dengan bantuan ahli Korea Utara.

Amerika Serikat telah menyatakan kekhawatiran tentang hubungan militer di antara kedua negara paria itu dan menekankan bahwa program nuklir itu akan sangat mengganggu stabilitas kawasan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com