Pasukan Suriah dikerahkan ke Lebanon pada saat memuncaknya perang saudara Lebanon tahun 1975-1990 dan mempertahankan kekuasaan ketat atas negara itu paling tidak tiga dasawarsa. Damaskus menarik pasukannya atas tekanan internasional dalam bulan-bulan setelah pembunuhan Hariri, yang punya hubungan dekat dengan Arab Saudi. Lima tahun kemudian, Lebanon menghadapi satu krisis ketika aliansi-aliansi yang berseteru terlibat dalam pertikaian menyangkut pengadilan dukungan PBB tentang pembunuhan Hariri. Konflik itu menimbulkan usaha-usaha diplomatik yang giat yang bertujuan mengatasi ketegangan itu, dan Bashar sendiri bertemu dengan Raja Arab Saudi Abdullah awal bulan ini untuk membicarakan nasib Pengadilan Khusus untuk Lebanon (STL) itu. Pada pusat krisis yang meningkat adalah laporan-laporan yang belum dikonfirmasikan bahwa pengadilan khusus itu akan menuduh para anggota kelompok Hizbullah terlibat kasus pembunuhan. Kelompok yang didukung Suriah dan Iran itu menuduh PBB mencampuri urusan Lebanon dan memperingatkan tindakan seperti itu tidak pelak lagi akan menimbulkan reaksi-reaksi di Lebanon, menyerukan penyelidikan lokal. Bashar juga memperingatkan akan ada satu reaksi tidak baik di Lebanon terhadap hasil penyelidikan PBB. "Dalam satu kejahatan yang serius seperti ini, satu tuduhan yang dapat menghancurkan seluruh negara itu," kata Bashar, Selasa. PM Saad Hariri, putra Rafiq, sebelumnya menuduh Suriah terlibat dalam pembunuhan ayahnya tetapi baru-baru ini mengatakan ia keliru karena membuat "tuduhan politik". Damaskus tetap membantah terlibat dalam pembunhan itu dan memerintahkan penahanan 33 orang, termasuk para politisi Lebanon dan wartawan atas tuduhan kesaksian palsu di penyelidikan PBB terhadp pembunuhan Hariri. Tetapi Bashar tetap mengatakan bahwa pintunya tetap terbuka bagi putra Hariri itu. "Kami yakin bahwa Saad Hariri dapat mengatasi situasi sekarang," katanya.
"Ia adalah seorang yang dapat membantu Lebanon mengatasi krisis sekarang," demikian Bashar Al Assad.