Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal WikiLeaks, Australia Bergeming

Kompas.com - 26/10/2010, 15:52 WIB
SYDNEY, KOMPAS.com - Australia, pada Selasa (26/10/2010) mengatakan penyiaran ribuan dokumen rahasia oleh WikiLeaks pada Juli tidak memberikan dampak besar dalam operasinya di Afganistan seperti juga penyiaran terbaru mengenai perang di Irak.     Pejabat pertahanan Australia menginvestigasi sebagian 77.000 dokumen militer AS yang berhubungan dengan konflik berkepanjangan di Afganistan setelah dokumen-dokumen itu disiarkan secara kontroversial oleh laman internet WikiLeaks tiga bulan lalu. "Investigasi menemukan bahwa dokumen yang bocor tidak menghasilkan dampak merugikan yang signifikan untuk kepentingan nasional Australia," demikian pernyataan Angkatan Bersenjata Australia.     "Bagian operasional bidang pertahanan telah mengonfirmasi bahwa tindakan yang diperlukan untuk mengurangi resiko keamanan sudah dijalankan," sebut pernyataan itu tanpa menjelaskan lebih lanjut tindakan apa yang sudah diambil.     Pernyataan tersebut menemukan bahwa dokumen yang bocor terutama mengenai aktivitas di tingkat rendah seperti patroli, keterlibatan masyarakat, dan aktivitas operasional rutin.     Sedangkan banyak laporan yang dipublikasi oleh WikiLeaks tentang aktivitas non-rutin karena berbahaya untuk publik, kebanyakan juga sudah dipublikasikan pihak militer bahkan dengan lebih terperinci, sebut pernyataan itu. "Peninjauan ulang menyimpulkan bahwa tidak ada kejelasan sumber sesungguhnya sumber data dan sudah ada langkah-langkah yang diambil untuk mengurangi risiko akibat hal ini," tambahnya.     Pejabat Australia saat ini tengah memeriksa 400.000 laporan WikiLeaks terkait perang Irak dan London telah memperingatkan hal itu dapat membahayakan kehidupan tentara koalisi dan warga sipil Irak.     Australia mengatakan investigasi atas dokumen Irak yang melaporkan peristiwa selama 2004-2009 memerlukan waktu karena jumlah dan kerumitan materi tersebut.     Pendiri WikiLeaks Julian Assange adalah warga negara Austalia dan membela publikasinya itu dengan mengatakan dokumen tersebut memang menyingkapkan kebenaran mengenai konflik.     Mantan perdana menteri konservatif John Howard, pendukung setia mantan presiden AS George W. Bush, mengkomitmenkan keterlibatan tentara Australia dalam perang di Afghanistan dan Irak pasca serangan 11 September 2001.     Australia menarik pasukannya dari Irak pada pertengahan 2009 namun masih menyisakan 1.550 tentara untuk memerangi pemberontak di Afganistan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com