Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peneliti: Waspadai Banjir Lahar Merapi

Kompas.com - 26/10/2010, 10:02 WIB

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Masyarakat perlu mewaspadai kemungkinan terjadi banjir lahar Gunung Merapi, karena banyaknya lava pijar dan endapan material vulkanik yang kemungkinan longsor akibat tingginya curah hujan, kata peneliti Pusat Studi Bencana Alam Universitas Gadjah Mada Sudibyakto.

"Hal itu perlu diantisipasi secara serius karena endapan lava atau material vulkanik di puncak Merapi jutaan meter kubik," katanya menanggapi peningkatan status Gunung Merapi dari ’siaga’ menjadi ’awas’, di Yogyakarta, Senin (25/10/2010).

Ia mengatakan kemungkinan timbulnya awan panas dan debu letusan Merapi juga bisa merugikan semua hasil pertanian dan ternak masyarakat. Oleh karena itu, kata dia, pemerintah dan lembaga masyarakat yang peduli bencana harus memperhatikan kondisi tersebut.

"Perubahan status Merapi dari ’siaga’ menjadi ’awas’ merupakan salah satu bentuk sistem peringatan dini yang dilakukan Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK) Yogyakarta dalam mengantisipasi jatuhya korban jiwa jika sewaktu-waktu Merapi mengalami erupsi," katanya.

Namun, menurut dia, upaya peringatan dini tersebut juga perlu didukung dengan penanganan evakuasi warga yang serius. Sesuai dengan prosedur, status awas itu harus diikuti dengan pengungsian semua warga yang tinggal di sekitar Merapi.

"Dalam mengevakuasi masyarakat dari bencana Merapi perlu adanya perbaikan dalam penanganan pengungsi agar bisa dilakukan lebih baik dibanding saat peristiwa erupsi Merapi pada 2006, di antaranya distribusi bantuan logistik terutama kebutuhan masyarakat selama berada di tempat pengungsian," katanya.

Ia mengatakan upaya evakuasi warga merupakan hal penting sebagai langkah untuk memperkecil kemungkinan jatuhnya korban, sehingga diperlukan penanganan yang serius dan memperhatikan keselamatan setiap individu.

Selain itu, penanganan trauma pada anak-anak selama proses evakuasi juga perlu dilakukan. Mental anak-anak perlu diperhatikan terutama menyangkut kegiatan sekolah diharapkan jangan sampai berhenti, tetapi dapat berjalan seperti biasa.

Ia juga mengatakan bahwa proses evakuasi masyarakat tidak hanya bertujuan menghindari jatuhnya korban, tetapi untuk lebih menyadarkan masyarakat yang tinggal dan menetap di sekitar Merapi, bahwa mereka memiliki risiko terkena dampak bencana yang sewaktu-waktu akan muncul.

"Oleh karena itu, koordinasi antara empat kabupaten, yakni Sleman (DIY), Klaten, Magelang, dan Boyolali (Jateng) perlu dilakukan secara terus menerus, terutama dalam hal proses evakuasi dan penanganan pengungsi," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com