Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Getaran Meningkat, Warga Simulasi Bencana

Kompas.com - 16/10/2010, 16:33 WIB

Semarang, Kompas - Pemerintah Kabupaten Magelang diminta lebih intensif melakukan penyuluhan pada warga yang berada di daerah rawan bencana erupsi Gunung Merapi. Bahkan, warga harus segera dilatih simulasi bencana, termasuk meningkatkan ronda di malam hari menyusul naiknya intensitas gempa di puncak Merapi.

Peringatan itu disampaikan Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Jawa Tengah, Priyantono Djarot Nugroho, Jumat (15/10), setelah menerima laporan perkembangan peningkatan multi parameter terkait dengan status waspada Gunung Merapi.

"Tiga hal pokok yang menjadi perhatian sebagai tanda aktivitas Merapi meningkat adalah naiknya suhu di Kawah Woro, luncuran lahar dingin di Kali Gendol, serta makin kerapnya terjadi gempa-gempa kecil yang berurutan," ujar Djarot.

Djarot mengatakan, saat ini daerah yang paling rawan terkena letusan Merapi sesuai arah angin adalah wilayah Srumbung, Dukun, dan Sawangan yang masuk wilayah Kabupaten Magelang. Kemudian guguran awan panas bisa sewaktu-waktu terjadi, biasanya mengarah ke arah wilayah Magelang dengan kecepatan turun antara 60-100 kilometer per jam. Kali Gendol di Magelang kerap menjadi jalur leleran lahar dingin.

"Terkait dengan kondisi Merapi yang tidak lama lagi statusnya bisa menjadi siaga, sudah sebanyak 504 orang relawan dan petugas evakuasi yang siap tersebar di daerah bencana mulai Magelang, Klaten, dan Boyolali," ujar Djarot.

Gubernur Jawa Tengah Bibit Waluyo juga telah memerintahkan agar praktik penambangan pasir di atas ketinggian mulai 950 meter di atas permukaan laut dihentikan. Jika tidak, ratusan pekerja penambangan justru akan paling awal menjadi korban apabila ada gugusan awan panas atau istilah lokalnya wedhus gembel, mendadak muncul dan turun deras ke bawah. (WHO)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com