Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tambang Pasir Urusan Pemkab

Kompas.com - 16/10/2010, 15:46 WIB

Magelang, Kompas - Penyelesaian masalah penambangan pasir di kawasan Gunung Merapi sepenuhnya menjadi kewenangan Pemerintah Kabupaten Magelang. Pihak lain tidak bisa seenaknya terlibat karena penataan kawasan penambangan sudah ditetapkan menjadi salah satu kebijakan dari Pemkab Magelang dan diatur dalam bentuk peraturan daerah (perda).

Kepala Kepolisian Resor (Polres) Magelang Ajun Komisaris Besar Kif Aminanto, Jumat (15/10), mengatakan, kendati aktivitas Gunung Merapi meningkat dan statusnya berubah dari aktif normal menjadi waspada, pihaknya tetap tidak melakukan apa-apa terhadap penambang karena Pemkab Magelang saat ini pun dinilainya tenang-tenang saja. "Kami hanya membantu saat diminta dan dibutuhkan oleh Pemkab Magelang," ujarnya.

Kepala Bidang Pengendalian Bencana Badan Kesatuan Bangsa, Politik, dan Penanggulangan Bencana Kabupaten Magelang M Damil Ahmadyani mengatakan, penghentian aktivitas penambangan sangat sulit untuk dihentikan. Selain karena alasan kebutuhan hidup, para penambang pun mengaku tidak takut dan sudah paham betul tentang bahaya letusan Merapi. "Satu-satunya yang dapat dilakukan adalah melarang truk pasir dan penambang naik ke kawasan Gunung Merapi saat status gunung sudah beralih menjadi awas," ujarnya.

Sejauh ini, karena Gunung Merapi masih berstatus waspada, warga dan masyarakat penambang di kawasan Gunung Merapi tetap diperbolehkan untuk beraktivitas seperti biasa. Khusus yang menambang di radius tujuh kilometer dari hulu sungai, mereka diminta mulai berhati-hati dan tidak semakin mendekati alur sungai.

Damil mengatakan, mayoritas penambang berasal dari luar kecamatan rawan bencana letusan Gunung Merapi, seperti Kaliangkrik, Ngablak, dan bahkan ada pula yang berasal dari luar Kabupaten Magelang seperti dari Kabupaten Temanggung dan Wonosobo. Masyarakat penambang di kawasan Gunung Merapi mencapai ribuan orang dan yang dari Kabupaten Magelang sendiri terdata 5.000 orang. Mayoritas dari mereka adalah penambang manual yang bahkan tinggal di kawasan penambangan dan mendirikan gubuk-gubuk liar di sana. (EGI)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com