JAKARTA, KOMPAS.com - Misi perdamaian dan saling menghormati sesama pemeluk agama merupakan prinsip dasar organisasi Nahdlatul Ulama.
"Pendiri NU KH Hasyim Asyari, sejak awal mempunyai misi untuk menegakkan persatuan serta perdamaian. Rasa toleransi antar pemeluk agama yang beliau junjung, sehingga terhindar dari rasa permusuhan, kebencian dan menjauhkan dari konflik," ujar Ketua Umum PBNU KH Said Aqiel Siradj saat memberikan sambutan di acara Global Peace Leadership Conference di Grand Melia Hotel, Jakarta, Sabtu (16/10 2010).
Bahkan sembilan tahun sebelum Indonesia merdeka, KH Hasyim Asyari, lanjut KH Said Aqiel, telah menegakkan Darrus Salam, negara yang damai, bukan Darrus Islam atau membentuk negara Islam.
"Jadi NU sangat menjunjung tinggi toleransi dan kedamaian serta menjaga NKRI berdasarkan Pancasila, serta Bhinneka Tunggal Ika. Jadi Orang NU tidak pernah ragu untuk mendukung empat pilar tersebut," ujar Ketua PBNU yang lulusan Al-Azhar Kairo itu.
Menurut Said Aqiel, NU sangat mendukung toleransi dan perdamaian serta tidak menyukai konflik hingga radikalisme.
"Orang NU pasti Indonesia, Orang NU pasti tidak diragukan soal ke-Indonesiaannya," tegasnya.
Satu pesan yang disampaikan Ketua PBNU yang terpilih Pada bulan Maret 2010 dalam Munas NU di Makassar. Bahwa Indonesia tidak akan tampak kalau tidak ada Hindu, Buddha, Kristen, Islam dan Konghucu.
"Indonesia tidak akan tampak jika tidak ada suku jawa, sunda, bugis, dayak dan sebagainya. Semua saudara kita dan bagian dari kita. NU selalu menjaga perdamaian dan kedamaian dari dulu, sekarang hingga ke depan," katanya. (Tribunnews/Yoni)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.