Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tentara AS Bunuh Karena Iseng Diadili

Kompas.com - 16/10/2010, 11:13 WIB

LOS ANGELES, KOMPAS.com - Seorang tentara Amerika Serikat yang dituduh membunuh tiga warga sipil Afganistan untuk iseng-iseng akan menghadapi pengadilan perang, kata militer negara tersebut, Jumat.

Spesialis Jeremy Morlock, salah satu dari kelompok tentara yang dituduh, menghadapi tuduhan pembunuhan berencana dalam kematian tiga warga Afganistan yang tewas antara Januari dan Mei tahun ini. Keputusan  untuk membawa kasus tersebut ke pengadilan militer penuh muncul  setelah awal sidang pada akhir September. "Kasus itu kini berada di bawah pengawasan hakim militer yang akan mengadili terdakwa," kata pernyataan yang dikeluarkan Pangkalan Bersama Lewis-McChord dekat Seattle, di negara bagian Washington. Belum ditetapkan tanggal untuk pengadilan militer itu digelar, katanya.

Namun menurutnya, Morlock mungkin akan menghadapi hukuman penjara seumur hidup tanpa opsi pembebasan bersyarat jika terbukti bersalah pada semua tuduhan. Dia menghadapi tiga tuduhan pembunuhan yang direncanakan dan salah seorang dari penyerang, di samping terlibat konspirasi pembunuhan dan penyerangan. Dia juga dituduh berusaha menghalang-halangi investigasi, dan menggunakan obat-obat terlarang. Morlock adalah salah satu dari lima tentara yang dituduh dalam kasus pembunuhan itu. Tujuh lainnya dituduh berusaha untuk menghalangi penyelidikan. Mereka juga menghadapi dakwaan menggunakan narkotika  dan pemukulan parah terhadap kawannya yang membocorkan kasus tersebut.

Para prajurit itu dikirimkan oleh Bravo Company, Batalyon kedua, Resimen Infantri pertama dari Brigade Stryker Divisi Infantri, pada Operasi Forward di Pangkalan Ramrod. Kasus tersebut bisa memiliki konsekuensi menyulut upaya perang, pada saat para pimpinan pasukan AS berusaha menang atas pemberontak lokal Afganistan  dan gerilyawan Taliban di medan perang Kandahar.

Lembar dakwaan termasuk tuduhan mengerikan tentang memotong-motong mayat korban, meskipun pihak berwenang tidak secara khusus mengatakan apakah  tulang-tulang itu diambil dari tubuh warga sipil yang dibunuh.

Para pejabat AS mengakui bahwa mereka khawatir tentang dampak  kasus itu akan merusak upaya militer Amerika mengamankan kepercayaan dari warga Afganistan. Sekretaris pers Pentagon Geoff Morrell mengatakan bahwa tuduhan itu mewakili "satu kelainan" dari kekuatan pasukan Amerika yang hampir 100.000 serdadu di Afganistan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com