Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cendera Mata untuk Para Penyelamat

Kompas.com - 14/10/2010, 08:42 WIB

KOMPAS.com - Florencio Avalos (31) dipilih menjadi petambang pertama yang keluar dari tambang Cile yang runtuh itu ke permukaan bumi hari Rabu. Ketika ayah dua anak yang atletis itu muncul dari tambang San Jose, sorotan media menyilaukan menyergapnya. Dia menjadi pusat perhatian dunia, yang terpaku mengikuti kisah menakjubkan dari perjuangan manusia yang berjuang untuk hidup.

Bukan kebetulan kalau Avalos dipilih sebagai petambang pertama yang keluar dari ke-33 petambang itu. Dia merupakan wakil ketua dari kelompok petambang yang terjebak lebih dari 700 meter di bawah permukaan bumi. Dengan kondisi fisik terbaik, dia dianggap sebagai orang yang paling tepat seandainya kapsul penyelamat tidak berfungsi.

Avalos yang pemalu adalah orang yang mengambil rekaman video rekan-rekannya sebelum penyelamatan. Sebagai orang yang pertama keluar, mau tak mau dia menjadi sorotan media begitu muncul ke permukaan.

Dia mengenakan sebuah helm dan kacamata hitam untuk melindungi penglihatannya dari cahaya. Dia tersenyum lebar saat muncul dari kapsul Phoenix pada malam hari Selasa waktu setempat. Dia memeluk istri dan putranya, Bairron (7), yang tersedu-sedu, serta memeluk Presiden Cile Sebastian Pinera dan para penyelamatnya. Putranya yang lain dan ayahnya juga menyambutnya.

Avalos mempunyai seorang adik, Renan, yang bersamanya terjebak di bawah tanah itu. Namun, Renan menjadi salah satu petambang yang belakangan ditarik keluar karena paling sehat.

Pemimpin

Petambang lain, Luis Urzua (54), juga menjadi sorotan. Dia merupakan pemimpin kelompok pekerja tambang itu ketika tambang tersebut runtuh pada 5 Agustus. Sejak itu dia telah bertindak sebagai seorang pemimpin selama mereka terperangkap walaupun dia baru bekerja dua bulan di tambang itu.

”Kami baik-baik saja dan menanti Anda untuk menyelamatkan kami,” kata Urzua kepada Presiden Pinera dalam sebuah percakapan telepon pertama dari tambang yang runtuh itu, yang menurutnya bagai ”neraka”.

Dia menceritakan kepada Presiden bagaimana tambang itu runtuh. ”Bukit itu runtuh pada 5 Agustus pukul 13.40. Kami mengkhawatirkan rekan-rekan yang sedang keluar dengan truk yang penuh. Lalu, debu datang dan selama empat atau lima jam kami tidak bisa melihat apa yang terjadi atau bagaimana keadaan. Lalu kami terperangkap oleh sebuah batu besar yang merintangi seluruh terowongan itu,” ujarnya. Urzua akan menjadi orang terakhir dari kelompok itu yang akan ditarik keluar. Dia bagai seorang kapten kapal yang paling akhir meninggalkan ”kapalnya yang tenggelam”.

Pemain bola

Seorang petambang lain, Franklin Lobos (53), adalah seorang mantan pemain sepak bola profesional dalam liga Cile. ”Banyak (mantan) pemain sepak bola di pertambangan,” kata William Lobos, keponakan Franklin Lobos. ”Karena mereka bekerja hanya sampai usia 36 tahun (di sepak bola), perusahaan-perusahaan tambang yang memiliki tim sepak bola menawari mereka pekerjaan,” tuturnya.

Berbeda dengan 100 tahun lalu, petambang masa kini berpendidikan. Anda bisa berbicara dengan petambang yang mempunyai kepercayaan diri,” kata Mario Sepulveda (39), petambang yang menjadi ”pembawa acara” dalam video yang direkam kelompok itu selama ini.

Seruan kegembiraan Sepulveda, yang dikenal suka melawak, terdengar dari terowongan penyelamatan itu sebelum dia keluar. Sepulveda, yang menjadi orang kedua yang ditarik keluar, membawa cendera mata untuk para penyelamatnya. Begitu sampai di permukaan bumi, dia membuka tas dan mengeluarkan batu-batu dan memberikannya kepada para penyelamat.

Dia bahkan mencoba menyerahkan sebuah batu kepada Presiden Pinera, yang merespons dengan tertawa dan memeluk erat petambang yang baru diselamatkan itu. ”Saya pernah bersama Tuhan dan saya pernah bersama iblis,” kata Sepulveda.

Para ahli psikologi memperingatkan, para petambang itu telah berubah dan mungkin akan harus berjuang untuk kembali ke kehidupan normal. Sebagian jadi lebih kuat, sebagian mungkin jadi lebih lemah. Namun, semua akan berubah. (AP/AFP/DI)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com