Kairo, Kompas
KTT juga tidak mengeluarkan rekomendasi khusus soal isu perundingan damai Israel-Palestina.
Para pemimpin Arab telah bersepakat tentang pentingnya reformasi Liga Arab dalam forum KTT reguler Arab di kota Sirte, Maret lalu. Namun, para pemimpin terpecah soal pelaksanaan reformasi.
Presiden Mesir Hosni Mubarak menginginkan agar struktur lembaga Liga Arab yang ada saat ini dipertahankan dan proses reformasi dilakukan bertahap.
Moammar Khadafy menghendaki Liga Arab segera diubah menjadi Uni Arab, meniru model Uni Afrika dan Uni Eropa. Menurut Khadafy, kalau bangsa Arab tidak bersatu dalam bentuk Uni Arab, bangsa ini akan punah karena bangsa Arab kini dalam tekanan luar biasa.
KTT gagal mencapai kesepakatan soal mekanisme pelaksanaan reformasi Liga Arab. Hal itu membuat para pemimpin Arab menunda pembahasaan reformasi di lembaga Liga Arab tersebut ke forum KTT reguler Arab di Baghdad, Maret tahun depan.
Perbedaan pendapat juga terjadi soal pembentukan forum Arab dan negara tetangga yang akan menghimpun Turki dan Iran. Sekjen Liga Arab Amr Mousa sangat antusias soal pembentukan forum Arab dan negara tetangga. Forum ini dianggap penting sebagai sarana dialog untuk menyatukan sikap serta pemahaman antara dunia Arab dan tetangganya.
Namun, Menlu Arab Saudi Pangeran Suud Faisal mengatakan, KTT tidak perlu tergesa-gesa membentuk forum Arab dan negara tetangganya. Alasannya, prioritas saat ini adalah reformasi internal dunia Arab sendiri.
Faisal juga menyatakan, hubungan sebagian negara Arab dan tetangganya, yang masih mengalami ketegangan, tidak kondusif bagi tercapainya tujuan dari pembentukan forum Arab dan tetangganya itu.
Para pemimpin Arab juga meminta penundaan pembahasan agenda pembentukan forum negara Arab dan tetangganya di forum KTT reguler Arab di Baghdad.