Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemenangan Liu Xiaobo Terkesan Ditutupi

Kompas.com - 10/10/2010, 03:22 WIB

BEIJING, SABTU - Ketidaksenangan Pemerintah China terhadap penganugerahan Nobel Perdamaian 2010 kepada aktivis prodemokrasi, Liu Xiaobo (54), sangat bisa dirasakan, terutama oleh para aktivis prodemokrasi di negeri itu.

Tidak hanya memblokir beberapa situs internet dan saluran pemberitaan media massa luar negeri terkait pemberitaan penganugerahan Nobel Perdamaian 2010 terhadap Liu, aparat keamanan China juga menangkap mereka yang merayakannya.

Pengacara hak asasi manusia terkenal di China, Teng Biao, menceritakan, aparat kepolisian China pada Jumat (8/10) malam menangkap belasan orang yang tengah merayakan penganugerahan Nobel Perdamaian 2010 terhadap Liu Xiaobo, menurut AFP, Sabtu.

”Penganugerahan (Nobel Perdamaian 2010) itu benar-benar membikin Pemerintah China sakit kepala saat ini. Mereka (pemerintah) menjadi sangat tidak suka jika ada yang merayakannya. Mereka juga tidak ingin ada rakyat China yang tahu soal (kemenangan Liu) itu,” ujar Teng.

Selain merayakan dengan bersulang atas penganugerahan tersebut, sejumlah pendukung Liu lainnya juga mengekspresikan kegembiraan serta dukungan mereka dengan cara lain, seperti dilakukan tujuh orang intelektual China yang menandatangani surat ucapan selamat untuk Liu.

Mereka menjadikan Liu sebagai standar perjuangan tanpa kekerasan di negerinya sekaligus menilai penganugerahan Nobel Perdamaian 2010 kepadanya sebagai harapan sekaligus dukungan bagi proses transformasi yang damai di China.

Dalam kesempatan terpisah, Perdana Menteri Wen Jiabao Jumat lalu tidak menjawab pertanyaan tentang Liu ataupun hadiah Nobel Perdamaian 2010 yang diterimanya, yang dilontarkan dalam jumpa pers bersama Perdana Menteri Turki saat berkunjung ke negara tersebut.

Kekecewaan dan kemarahan Pemerintah China juga tergambar jelas lewat beberapa tulisan bernada mengecam di sejumlah media massa cetak milik pemerintah. Tulisan-tulisan itu menuduh Komite Nobel arogan dan berprasangka.

Dalam tajuk rencana di surat kabar Global Times, baik edisi berbahasa China maupun Inggris, pihak Komite Nobel disebut- sebut telah ”mempermalukan diri sendiri” dan menilai hadiah perdamaian itu telah ”turun pangkat dan kehilangan kesakralannya menjadi sekadar alat politik anti-China”.

Tajuk rencana itu juga menyinggung, kesalahan serupa juga pernah dilakukan sebelumnya ketika komite yang sama menganugerahi penghargaan Nobel kepada tokoh spiritual Tibet, Dalai Lama, pada tahun 1989. Secara sinis, tajuk rencana itu juga menulis, tidak satu pun dari kedua orang tersebut, baik Liu maupun Dalai Lama, telah berkontribusi terhadap kemajuan perdamaian dan pertumbuhan yang terjadi di China beberapa dekade terakhir.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com