Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bosnia Masih "Beda Agama"

Kompas.com - 04/10/2010, 16:49 WIB

KOMPAS.com — Luka menganga sejarah itu memang belum sempurna pulih. Terpecah lantaran sentimen beda agama, masa depan Bosnia pun masih beraroma "beda agama".

Simaklah penghitungan sementara pada pemilihan umum di Bosnia sebagaimana warta media massa seperti AFP dan AP, Senin (4/10/2010). Sudah setengah jumlah suara yang masuk sukses dihitung. Hasilnya, penduduk dari etnis Kroasia yang kebanyakan Katolik bersama dengan penduduk Bosnia beragama Islam mendukung Bosnia bersatu. Sebaliknya, suara dari etnis Serbia yang kebanyakan pemeluk Katolik Ortodoks justru menganjurkan mereka memilih berpisah. 

Konstitusi Bosnia terhitung rumit. Di situ, ada peraturan penentuan lima jabatan presiden dan 700 anggota parlemen.

Berdasarkan catatan komisi pemilu, dengan jumlah suara yang telah dihitung mencapai 73,3 persen, Bakir Izetbegovic memimpin perolehan suara untuk jabatan kursi presiden Muslim. Izetbegovic, anak dari pemimpin perang Bosnia Alija Izetbegovic, diharapkan akan lebih moderat dibandingkan anggota kepresidenan Muslim saat ini, Haris Silajdzic.

Dia sudah menyerukan kompromi dengan komunitas lain untuk mengatasi masalah perpecahan etnis yang masih melumpuhkan negara itu 15 tahun pasca-Perang Bosnia.

Pemimpin kepresidenan Bosnia sekarang, Zeljko Komsic, yang akan habis masa jabatannya, juga merupakan pendukung penyatuan negara multietnis Bosnia.

Bosnia Serbia

Nah, kalau Izetbegovic dan Komsic cenderung satu suara, lain halnya Nebojsa Radmanovic.  Pemimpin Serbia yang bakal menghabiskan masa jabatannya dan kemudian mencalonkan diri lagi itu justru penganjur perpisahan. 

Jika hasil penghitungan suara akhir nanti sesuai dengan hasil jajak pendapat, kepresidenan akan kembali terpecah dalam penyatuan negara dan bukannya mengakhiri kebuntuan politik yang menghambat reformasi ekonomi yang menghalangi kesempatan Bosnia untuk menjadi anggota Uni Eropa.

Sekitar tiga juta orang berhak memilih pemimpin untuk pemerintah pusat dan dua wilayah semi-otonomi, Republik Serbia dan Federasi Kroasia-Muslim. Mereka juga memilih anggota parlemen pusat dan perwakilan wilayah.

Dua entitas negara dibentuk berdasarkan perjanjian damai Dayton yang ditandatangani pada 1995 untuk mengakhiri Perang Bosnia pada 1992-1995.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com