Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Musharraf Siap Pulang Kampung

Kompas.com - 01/10/2010, 18:36 WIB

LONDON, KOMPAS.com — Mantan Presiden Pakistan yang hidup dalam pengasingan, Pervez Musharraf, pada Jumat (1/10/2010) mengumumkan rencananya untuk kembali ke dunia politik di negaranya dengan mendirikan partai baru untuk mendukung dia.     Jenderal purnawirawan itu berencana secara resmi mendirikan partai All Pakistan Muslim League di London agar dapat mengikuti pemilu pada 2013 mendatang, meski mengatakan kepada BBC bahwa ia akan kembali sebelum habis masa dua tahun pengasingannya di Inggris.     "Saya dalam proses untuk membentuk suatu lingkungan yang mendukung—dapat lebih kuat secara politis, semakin mendasar semakin baik bagi saya untuk pergi dan juga dapat melindungi saya," kata Musharraf kepada radio BBC.     Ia menolak ancaman tuduhan pengkhianatan yang akan ia hadapi saat kepulangannya, tetapi mengakui adanya "bahaya lain" termasuk upaya pembunuhan dari kelompok Islam garis keras yang sudah dua kali melakukan percobaan pembunuhan saat ia masih berkuasa.     "Saya akan mengambil risiko tersebut, tetapi saya akan mengambil risiko di saat yang tepat," kata Musharraf.     Musharraf tidak mengungkapkan kapan persisnya ia akan kembali, tetapi berkata, "Saya tidak akan menunggu sampai 2013."     Pria berusia 67 tahun itu berhenti menjadi presiden pada Agustus 2008 setelah pemerintahan yang dipimpin oleh partai mantan Presiden Benazir Bhutto yang dibunuh mengancam untuk memakzulkan dia.      Ia digantikan oleh Presiden Asif Ali Zardari, suami Benazir Bhutto.     Musharraf mulai memerintah lewat kudeta berdarah pada 1999 dan ia memperingatkan pada minggu ini bahwa Pakistan menghadapi ancaman kudeta baru terhadap Zardari.     Ia juga meminta tentara diberikan peran konstitusional dalam kekisruhan politik di negara yang memiliki senjata nuklir itu.     Ia mengulangi hal tersebut pada wawancara, Jumat, yang mengatakan, militer adalah satu-satunya kekuatan bagi rakyat Pakistan yang frustrasi terhadap pemerintah mereka yang juga berjuang melawan gerakan pemberontakan yang tidak terkendali dan kesulitan ekonomi. "Kami tidak dapat membiarkan Pakistan terpecah, hal itu tidak dapat dibiarkan. Tidak ada rakyat Pakistan yang membiarkan hal itu, tidak ada rakyat Pakistan yang menginginkannya. Jadi siapakah penyelamatnya?" katanya.     "Militer dapat melakukan hal tersebut, dapatkah orang lain melakukannya? Tidak, tidak ada yang dapat melakukan hal itu. Jadi, jawaban dari permasalahannya ini adalah dengan mengikutsertakan militer," paparnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com