Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Musharraf Peringatkan Kudeta Baru

Kompas.com - 30/09/2010, 10:10 WIB

LONDON, KOMPAS.com - Mantan Presiden Pervez Musharraf, Rabu, memperingatkan, militer Pakistan dapat melancarkan kudeta lagi. Ia sedang bersiap untuk meluncurkan partai baru dan kembali ke kancah politik di negara yang bergolak itu.

Jendral purnawirawan itu mengatakan, Panglima Militer Ashfaq Kayani dapat terpaksa campur tangan menentang pemerintah Presiden Asif Ali Zardari yang ia katakan gagal mengatasi militansi Islam yang merajalela dan ekonomi yang hancur. Musharraf, yang berkuasa melalui kudeta tahun 1999 dan tinggal di London sejak mundur tahun 2008, menyebut sebagai bukti pertemuan krisis yang dilaporkan pekan ini antara Kayani, Zardari dan Perdana Menteri Yousuf Raza Gilani.

Ditanya apakah ia memperkirakan ada kemungkinan kudeta baru, ia menyebut forum perdebatan mengenai intelijen di London itu dengan mengatakan, "Baik, Anda melihat foto-foto pertemuan dengan presiden dan perdana menteri dan saya dapat menjamin Anda, mereka tidak sedang membicarakan cuaca. Ada pembicaraan serius mengenai beberapa macam atau lainnya dan tentu saja pada waktu ini semua macam tekanan ditujukan kepada kepala militer itu."

Bekas pejabat berusia 67 tahun itu mengatakan "tekanan" yang sama ketika ia memimpin militer di republik Islam bersenjata nuklir itu dari 1998 hingga 1999 telah menyebabkannya untuk melancarkan kudeta terhadap perdana menteri ketika itu, Nawaz Sharif. "Dalam satu tahun itu Pakistan mengalami kemunduran dan sejumlah orang termasuk politisi, wanita, pria, datang pada saya, mengatakan pada saya ’Mengapa saya tidak bertindak? Apakah Anda akan bertindak untuk kebaikan Pakistan?," kata Musharraf.

"Sekarang saya dalam dilema, panglima militer, apa yang ia lakukan? Tidak ada ketentuan konstitusi, apa yang akan ia lakukan?"

Musharraf memastikan bahwa ia akan meluncurkan partai politik baru di London, Jumat besok, untuk bisa ikut serta dalam pemilihan yang akan datang pada 2013, tapi menolak mengatakan kapan ia bisa kembali ke Pakistan, tempat ia dapat menghadapi tuduhan pengkhianatan. Menurut dia, pemerintah Zardari telah gagal mengatasi masalah ekonomi Pakistan yang hampir mati, ancaman dari gerilyawan Taliban, dan dampak mendesak dari banjir yang merusak pada awal tahun ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com