Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kapal Aktivis Yahudi ke Gaza Dihadang

Kompas.com - 28/09/2010, 01:44 WIB

YERUSALEM, KOMPAS.com - Israel menegaskan, Senin (27/9/2010), angkatan lautnya akan menghentikan kapal aktivis Yahudi tujuan Gaza jika mereka terus berusaha menembus blokade atas jalur pesisir tersebut.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri, Yigal Palmor, mengatakan, sejauh ini belum ada kontak dengan awak kapal "Irene", yang meninggalkan Siprus pada Minggu, dan ia tidak tahu posisinya saat ini.

Palmor menyatakan, jika kapal itu menuju pelabuhan Mesir El Arish atau Ashdod di Israel, akan diizinkan untuk terus berlayar tanpa halangan, dan barang-barangnya akan diangkut ke Gaza melalui jalan darat setelah diperiksa.

"Kami berniat melakukan kontak radio dengan mereka dan memastikan ke mana mereka akan pergi," kata Palmor kepada AFP.

"Jika mereka menyebut Gaza, maka kami akan menjelaskan kepada mereka bahwa berlayar ke Gaza dilarang," lanjut juru bicara itu.

"Jika mereka tetap ingin memasuki zona terlarang, 20 mil (32 kilometer, di lepas pantai Gaza), mereka akan dihadang dan dibawa ke Ashdod," tambahnya.

Yonatan Shapira, satu dari tujuh aktivis di kapal layar kecil berbendera Inggris itu, mengatakan kepada AFP melalui telefon satelit Minggu bahwa mereka tidak menghendaki bentrokan.

"Kami memiliki kebijakan non-kekerasan dan non-konfrontasi," kata mantan pilot Israel itu. "Namun jika militer Israel menghentikan kapal itu, kami tidak akan membantu mereka membawanya ke Ashdod."

Israel menjadi sorotan dunia setelah serangan mematikan terhadap armada kapal bantuan tujuan Gaza pada Mei.

Laporan yang dikeluarkan Dewan Hak Asasi Manusia PBB pada 22 September menyebutkan, ada "bukti jelas untuk mendukung penuntutan" terhadap Israel karena pembunuhan dan penyiksaan yang disengaja dalam serangan Mei yang menewaskan sembilan aktivis Turki itu.

Israel menolak laporan itu dengan menyebutnya sebagai bias dan mendukung satu pihak dan menekankan bahwa mereka bertindak sesuai dengan hukum internasional.

Pasukan komando Israel menyerbu kapal-kapal dalam armada bantuan yang menuju Jalur Gaza pada 31 Mei. Sembilan aktivis Turki pro-Palestina tewas dalam serangan di kapal Turki, Mavi Marmara, yang memimpin armada kapal bantuan itu menuju Gaza.

Israel berkilah bahwa penumpang-penumpang kapal itu menyerang pasukan, namun penyelenggara armada kapal itu menyatakan bahwa pasukan Israel mulai melepaskan tembakan begitu mereka mendarat.

Hubungan Israel-Turki terperosok ke tingkat terendah sejak kedua negara itu mencapai kemitraan strategis pada 1990-an akibat insiden tersebut.

Turki memanggil duta besarnya dari Tel Aviv dan membatalkan tiga rencana latihan militer setelah penyerbuan itu. Turki juga dua kali menolak permohonan pesawat militer Israel menggunakan wilayah udaranya.

Setelah serangan itu, Mesir, yang mencapai perdamaian dengan Israel pada 1979, membuka perbatasan Rafah-nya untuk mengizinkan konvoi bantuan memasuki wilayah Gaza -- kalangan luas melihatnya sebagai upaya untuk menangkal kecaman-kecaman atas peranan Mesir dalam blokade itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com