Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jepang-China Makin Tegang

Kompas.com - 22/09/2010, 03:13 WIB

beijing, selasa - China menegaskan tidak akan menggelar perundingan bilateral dalam waktu dekat untuk memperbaiki hubungan diplomatiknya dengan Jepang. Ketegangan hubungan di antara kedua negara juga makin meluas ke bidang-bidang di luar politik.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Jiang Yu, Selasa (21/9), menolak kemungkinan pertemuan antara Perdana Menteri China Wen Jiabao dan Perdana Menteri Jepang Naoto Kan di sela-sela Sidang Umum PBB di New York, pekan ini. ”Sudah jelas, situasi sekarang ini tidak pas untuk pertemuan semacam itu,” tutur Jiang di Beijing.

   Jiang mengulang tuntutan agar Jepang membebaskan kapten kapal nelayan China. ”Kunci agar kondisi tidak memburuk adalah Jepang harus mengembalikan kapten kapal tersebut tanpa syarat,” kata Jiang.

Hubungan China-Jepang memburuk setelah insiden tabrakan kapal nelayan China dengan dua kapal patroli Jepang di dekat kepulauan yang sama-sama diklaim masuk wilayah kedua negara, 7 September.

Jepang sempat menahan kapal China itu, lalu membebaskan kapal dan 14 krunya beberapa hari kemudian. Namun, Jepang masih menahan kapten kapal Zhan Qixiong (41) dengan tuduhan sengaja menabrak kapal patroli Jepang dan menghalangi pemeriksaan oleh aparat Jepang.

Keputusan Jepang menambah 10 hari lagi masa tahanan Zhan, Minggu, membuat kemarahan China memuncak sehingga memutuskan kontak diplomatik tingkat tinggi dengan Jepang.

Jepang, Selasa, mengingatkan semua pihak agar tak memperburuk situasi dengan menggunakan isu ini untuk mengobarkan nasionalisme ekstrem. ”Yang paling penting adalah para pejabat pemerintah, baik di Jepang, China, maupun negara-negara lain, tidak menyulut nasionalisme sempit yang ekstrem (dengan isu ini),” kata Sekretaris Kabinet Yoshito Sengoku di Tokyo.

   ”Demi perdamaian dan pembangunan di Asia Timur dan Asia Pasifik, kami ingin menggunakan semua saluran komunikasi yang ada untuk menyelesaikan masalah ini,” imbuh Sengoku.

Dengan nada sama, Menteri Keuangan Jepang Yoshihiko Noda mengingatkan semua pihak untuk berkepala dingin. ”Kita tak perlu emosional. Jangan sampai ini memengaruhi hubungan ekonomi (dua negara),” kata dia.

Saling balas

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com