JAKARTA, KOMPAS.com — Jamaah Ansharu-Tauhid atau JAT membantah keterlibatan anggotanya dalam perampokan Bank CIMB Niaga Agustus lalu. Hal ini disampaikan pemimpin JAT, Abu Bakar Baasyir, melalui kuasa hukumnya, Ahmad Midan, saat ditemui di Mabes Polri, Jakarta Selatan (21/9/2010).
Menurut Ahmad, Abu Bakar Baasyir menanggapi dingin tuduhan ini. "Ustaz Abu menyatakan bahwa ini fitnah. Dia hanya ketawa-ketawa saja menanggapi hal ini," ungkapnya.
Ahmad Midan menyatakan bahwa Kapolri Jenderal Bambang Hendarso Danuri terlalu dini untuk menyebut JAT terlibat dalam perampokan tersebut. "Polisi harus lebih profesional. Seharusnya Kapolri juga menghormati asas praduga tak bersalah. Biarkan pengadilan nanti yang memutuskan apakah kami terlibat atau tidak," ujarnya.
Di tempat yang sama, pemimpin sementara JAT, Ustaz Akhwan, menegaskan bahwa JAT belum memiliki anggota di Medan. "Kita belum buka cabang di Medan. Cabang JAT di luar pulau Jawa itu baru ada di Bima, NTB, makanya kita bingung jika dianggap terlibat," ungkapnya.
Ia juga menyatakan bahwa JAT tidak menghalalkan perampokan untuk pencarian dana jihad. "Kami ini justru berasas amar maruf nahi mungkar, jadi tidak mungkin kami menghalalkan perampokan seperti itu," ungkap Akhwan.
Walau demikian, Ustaz Akhwan menyatakan bahwa JAT tidak akan mengambil langkah hukum atas fitnah ini. "Kalau kami laporkan sama saja. Saat proses pra peradilan, kami pasti kalah, hanya bikin sakit hati. Biar Allah saja yang membalas," ungkapnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, Kapolri Jenderal Bambang Hendarso Danuri menuding adanya keterlibatan Abu Bakar Baasyir dalam perampokan di Medan, Agustus lalu. Ia menduga bahwa dana hasil rampokan tersebut digunakan untuk membiayai pelatihan militer di Medan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.