Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Serangan Balasan Tewaskan 22 Pemberontak

Kompas.com - 20/09/2010, 21:46 WIB

KOMPAS.com - Serangan balasan itu dimulai dengan pengeboman di hutan kawasan Putumayo, tak jauh dari Kota San Miguel. Sasaran diduga tempat latihan militer kelompok pemberontak Pasukan Revolusioner Bersenjata Kolombia (FARC). Ribuan peluru pun dimuntahkan tanpa ampun. Hasilnya, 22 pemberontak FARC meregang nyawa, mati.

Putumayo dikenal sebagai basis terkuat FARC. Sekaligus, lokasi penghasil kokain terbesar di Kolombia. "Ini adalah kemenangan terbesar atas kelompok pemberontak sayap kiri tersebut," kata Presiden Kolombia Juan Manuel Santos.

FARC memang meningkatkan serangan bersenjata sejak Juan Manuel Santos menjabat sebagai presiden pada 7 Agustus silam. Lebih dari 40 anggota keamanan tewas bulan ini dalam serangkaian serangan pemberontak. Para pengamat menganggap serangan ditujukan untuk memaksa pemerintah menggelar perjanjian perdamaian. Tetapi Santos mengatakan dia tidak akan bernegosiasi dengan para pemberontak sampai mereka melepaskan sandera dan menghentikan serangan.

Lanjut

Presiden Santos, terhadap hal ini memang pantang mundur. "Instruksinya jelas. Pasukan keamanan harus lanjutkan serangan tanpa ada perjanjian," tegas Santos.

Baik FARC maupun pemberontak kecil lainnya yaitu Pasukan Pembebasan Nasional atau ELN melemah akibat kebijakan keamanan yang dilakukan pendahulu Santos, Alvaro Uribe.

Presiden Santos juga mengucapkan terima kasih kepada pemerintah Ekuador yang memberi dukungan dalam operasi tersebut, dengan mengatakan kerja sama telah meningkatkan keamanan di sepanjang perbatasan.

Hubungan Kolombia dengan Ekuador, sebagaimana warta AP dan AFP pada Senin (20/9/2010),  sempat menegang di era pemerintahan Presiden Uribe setelah pasukan Kolombia menyerang sebuah kam FARC di dalam kawasan Ekuador dan membunuh pemimpin komandan senior FARC, Raul Reyes.

Tetapi kedua negara kemudian membentuk sebuah komisi gabungan untuk berkordinasi mengamankan sepanjang perbatasan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com