Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wikileaks Ancaman buat Tentara

Kompas.com - 12/09/2010, 01:13 WIB

MADRID, KOMPAS.com - Kepala Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) Anders Fogh Rasmussen pada Jumat (10/9/2010) memperingatkan bahwa penyiaran sejumlah besar naskah rahasia perang Afganistan oleh Wikileaks dapat membahayakan keselamatan pasukan asing dan Afganistan.     Wikileaks telah melansir sekitar 77.000 naskah bocor tentara Amerika Serikat tentang perang itu dan merencanakan melepas sekitar 15.000 lagi, meski muncul kecaman bahwa itu dapat membahayakan pengintai dan yang dikenali. "Saya merasa sangat tidak menguntungkan menerbitkan naskah rahasia, yang mungkin juga mengganggu keamanan pasukan kita dan warga Afganistan, yang bekerja sama dengan pemerintah mereka dan dengan pasukan asing," kata Rasmussen dalam jumpa pers bersama setelah berbicara dengan Perdana Menteri Spanyol Jose Luis Rodriguez Zapatero.     Pendiri WikiLeaks Julian Assange menghadapi penyelidikan oleh jaksa Swedia atas tuduhan perkosaan. Assange (39 tahun) menyatakan tuduhan itu adalah bagian dari upaya busuk untuk memojokkan laman pengungkap tersebut, yang terkunci dalam sengketa dengan Pentagon atas penerbitan naskah perang Afganistan itu.     Amerika Serikat dan NATO memunyai 150.000 tentara di Afganistan untuk menumpas perlawanan, yang dimulai segera setelah pemerintah Taliban digulingkan dalam serbuan pimpinan Amerika Serikat pada ahir 2001.     Assange pada tengah Agustus bersikeras bahwa lamannya akan menyiarkan bagian terakhir naskah tentara Amerika Serikat mengenai perang Afganistan, walaupun Amerika Serikat minta kegiatan itu dihentikan.     Saat berbicara melalui jaringan video dengan kelompok orang di London, Assange menyatakan lamannya siap menyiarkan bagian terakhir 15.000 naskah rahasia, sisa dari banyak yang disiarkan pada bulan lalu. "Kami memiliki sekitar 7.000 laporan dalam naskah itu," katanya tanpa memberikan tanggal naskah itu akan disiarkan.     Saat menjawab pertanyaan apakah laman itu akan menyiarkannya, ia menjawab, "Pasti."     Naskah itu berisi sejumlah pernyataan merusak, termasuk tuduhan bahwa mata-mata Pakistan bertemu langsung dengan kelompok Taliban dan pembunuhan warga tak berdosa oleh pasukan asing ditutupi.     Tapi, naskah itu juga memasukkan nama sejumlah pengintai Afganistan, sehingga memicu tuduhan bahwa pembocoran itu membahayakan nyawa orang tersebut.     Dalam surat terbuka kepada Assange, Wartawan Tanpa Perbatasan menyatakan menyesalkan perbuatan tidak bertanggung jawab, yang ditunjukkan ketika menyiarkan naskah Catatan Harian Perang Afganistan 2004-2010 di laman WikiLeaks pada 25 Juli.     Kelompok itu menyatakan WikiLeaks pada masa lalu memainkan peran bermanfaat dengan menyiarkan keterangan mengutarakan pelanggaran hak asasi manusia atas nama "perang terhadap teror", yang dilakukan Amerika Serikat.     "Tapi, mengungkapkan jati diri ratusan orang, yang bekerja sama dengan pasukan gabungan di Afganistan, adalah sangat berbahaya," katanya.     Assange, warga Australia mantan peretas dan pemrogram komputer, sebelumnya mengatakan yakin bahwa siaran itu membantu pokok perbantahan umum mengenai perang di Afganistan dan kemungkinan  kekejaman pasukan pimpinan Amerika Serikat.     Menteri Pertahanan Amerika Serikat Robert Gates dan Ketua Gabungan Kepala Staf Laksamana Mike Mullen menyatakan siaran itu membahayakan warga setempat, yang memberikan keterangan kepada pasukan NATO dan Amerika Serikat di Afganistan.     Dalam pernyataannya, juru bicara Pentagon Geoff Morrell mengatakan mereka bertanggung jawab untuk segera menyingirkan semua naskah hilang itu dari laman mereka dan menghapus semua bahan rahasia itu dari komputer mereka.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com