Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gothenburg, Jalanan Tertib Tanpa Polisi

Kompas.com - 11/09/2010, 08:40 WIB

KOMPAS.com - Gothenburg adalah kota terbesar kedua di Swedia. Terletak di bibir Laut Utara Eropa, kota ini menjadi salah satu destinasi wisata dunia.

Bagi sebagian orang, Kota Gothenburg juga disebut sebagai kota festival . Betapa tidak, sedikitnya terdapat 18 festival internasional, terutama di musim panas yang t ahun ini jatuh mulai 1 Juni hingga 31 Agustus.

Meskipun demikian, kota ini tidak pernah kerepotan menerima tamu dari beraneka macam bangsa di dunia. Nyaris tidak ada titik kemacetan di kota ini meskipun dikunjungi puluhan ribu tamu. Lalu lintas di jalanan berjalan tertib walaupun nyaris tanpa ada polisi lalu lintas yang mengatur.

Saya dapat memastikan salah satu kunci nihilnya kemacetan karena keberadaan angkutan publik yang memadai. Kota berpenduduk 507.330 ini memiliki 237 angkutan tram yang tersebar di 13 jalur. Di kota ini juga terdapat angkutan air yang melintasi kanal di dalam kota dengan menggunakan kapal feri.

Angkutan tram listrik pertama kali hadir di kota ini sejak 1902. Adapun angkutan feri di kanal dalam kota sudah ada hampir dua abad silam, ketika arsitek Belanda Johan Wan Lingen menata kota ini. Seiring dengan perubahan zaman, sarana angkutan publik ini mengalami modernisasi hingga mampu memenuhi kebutuhan warganya.

Baik tram maupun feri menjangkau pusat kota menuju ke kawasan pemukiman warga. Jadwal kedatangan tram sangat tepat yang dapat terpantau di papan elektronik di setiap halte. Hal ini memudahkan warga yang tidak ingin terlambat datang ke tempat kerja.

Keberadaan a ngkutan publik ini membuat warga kota enggan menggunakan kendaraan pribadi, jika tidak benar-benar penting. Di sisi lain untuk mendapatkan surat izin mengemudi (SIM) di tempat ini susahnya ninta ampun. Hal inilah yang dialami oleh Reza Talberg (28) , warga negara Indonesia (WNI) di Gothenburg.

Rez a, pria asal Pangkalan Brandan, Sumatera Utara ini baru mendap at SIM setelah ujian yang keempat kalinya. Adapun mem bayar biaya ujian, katanya, sama nilainya dengan biaya pulang kampung satu keluarga.

Kamera di mana-mana Reza mengatakan agar jangan sekali-kali mencoba mencuri kesempatan ngebut di jalanan Gothenburg. Meskipun tidak ada polisi di jalan, namun pemerintah setempat memasang banyak kamera di ruas jalan. Sehingga pergerakan pengemudi dapat terpantau.

Pekerja pabrik susu ini pernah mencoba ngebut dan menyalip kendaraan di depannya. Dia tidak sadar jika kamera tengah merekam gerak-geriknya di jalan. Dua hari setelah kejadian itu, polisi mendatangi rumahnya menahan SIM dan meminta denda. Saya tidak bisa mengelak, tutur Reza yang juga bermarga Simargolang ini.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com