Manila, Senin -
Alasannya, mereka aktif melakukan kegiatan terorisme selama dua dekade terakhir. Penegasan itu muncul beberapa jam setelah dua bom berdaya ledak tinggi meledak di Filipina selatan. Diduga kuat, ledakan itu sebagai bentuk perlawanan Abu Sayyaf atas terbunuhnya tiga anggota mereka oleh polisi pada hari Minggu di Cotabato.
Salah satu orang yang ditembak mati polisi itu adalah Gafur Jumdail, saudara dari Abu Jumdail, salah satu anggota senior kelompok Abu Sayyaf.
Aparat di Manila menyatakan, tidak ada yang terluka dalam ledakan yang terjadi saat petugas memperketat pengamanan di Pulau Jolo, Filipina selatan. ”Kami sedang mencari motif peledakan dan menyiagakan pasukan,” kata juru bicara militer regional, Letnan Kolonel Randolph Cabangbang.
Satu bom meledak di luar hotel di Cotabato, Minggu malam. Satu bom lainnya menghancurkan sebuah rumah di Sultan Kudarat, Senin dini hari. Kedua daerah yang menjadi sasaran ledakan jauh dari Jolo meski pasukan militan juga beroperasi di wilayah ledakan itu.
Pemerintah telah meminta pengadilan mengeluarkan keputusan untuk melarang keberadaan Abu Sayyaf di Filipina. Kelompok ini adalah sayap Al Qaeda, jaringan teroris internasional pimpinan Osama bin Laden. Selama dua dekade ini Abu Sayyaf selalu melakukan pengeboman, penculikan, dan pemenggalan kepala.
Departemen Kehakiman Filipina sudah mengajukan petisi melawan Abu Sayyap di sebuah pengadilan di Provinsi Basilan Selatan, tempat kelahiran Abu Sayyaf. Itu merupakan upaya pertama pemerintah untuk menekan kelompok berdasarkan Undang-Undang Antiterorisme 2007.
Petisi menyebut 20 pengeboman besar dan kekejaman diduga dilakukan Abu Sayyaf, termasuk serangan ke sebuah angkutan feri padat penumpang pada tahun 2004 yang menewaskan 116 orang dan puluhan kasus penculikan wisatawan Eropa dan tiga warga AS tahun 2002.
Jika pengadilan menyetujui permohonan pemerintah, keanggotaan Abu Sayyaf akan dikriminalisasi. Pihak berwenang pun bisa lebih cepat membekukan aset keuangan militan dan membatasi aktivitas mereka. Jaksa Nestor Lazaro mengatakan, ini merupakan senjata ampuh untuk melemahkan Abu Sayyaf.