Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Alasan Ekonomi Tak Bisa Ganti Kedaulatan

Kompas.com - 03/09/2010, 18:56 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Ketua Umum DPP Partai Hanura Wiranto memberikan komentar terkait sikap Pemerintah Indonesia dalam masalah perbatasan dengan Malaysia. Menurutnya, sama sekali tidak pantas apabila pemerintah membandingkan alasan ekonomi nasional dengan kedaulatan RI.

"Kejadian kemarin seyogianya kalau bicara kedaulatan atau kehormatan bangsa, maka tidak layak kalau dipertimbangkan untung dan ruginya karena kedaulatan itu kita pertahankan perlu pengorbanan," ujarnya, Jumat (3/9/2010) di Sekretariat Hanura, Jalan Imam Bonjol, Jakarta.

Hanura, lanjutnya, sangat menyesalkan pidato Presiden yang cenderung hanya memikirkan kepentingan ekonomi nasional. Wiranto pun memberikan contoh pengorbanan bangsa ini mendapatkan kedaulatan.

"Di Bandung saat pertahankan kemerdekaan Indonesia, para pendahulu membakar aset yang kita miliki, kalau untung rugi maka kita rugi. Tapi ini masalah kedaulatan, kita tidak rela gedung itu dikuasai musuh seenaknya," ujarnya.

Ia juga mencontohkan bentuk perjuangan rakyat Surabaya yang bermodalkan bambu runcing melawan tentara Jepang yang memiliki senjata modern, tetapi nyatanya Indonesia masih bisa melawan.

"Itulah harga dari sebuah kehormatan, saya tidak mengajari atau tidak menyalahkan. Seyogianya membicarakan kedaulatan, jangan hitung dengan untung rugi ekonomi nasional," ucap Wiranto.

Adapun pernyataan sikap Partai Hanura ini merupakan respons dari pidato Presiden SBY yang dilakukan pada Selasa (1/9/2010). Dalam pidatonya, Presiden menyatakan, permasalahan dengan Malaysia sebaiknya diselesaikan secara diplomatik karena menimbang aspek ekonomi yang terdapat di dalamnya.

Aspek ekonomi yang dimaksud Presiden SBY yakni nilai investasi Malaysia di Indonesia yang mencapai 1,25 miliar dollar AS, nilai perdagangan Indonesia dan Malaysia yang mencapai 11,4 miliar dollar AS, serta banyaknya jumlah TKI yang bekerja di Malaysia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Penyidik KPK Enggan Terima Surat Ketidakhadiran Gus Muhdlor

    Penyidik KPK Enggan Terima Surat Ketidakhadiran Gus Muhdlor

    Nasional
    Di Puncak Hari Air Dunia Ke-32, Menteri Basuki Ajak Seluruh Pihak Tingkatkan Kemampuan Pengelolaan Air

    Di Puncak Hari Air Dunia Ke-32, Menteri Basuki Ajak Seluruh Pihak Tingkatkan Kemampuan Pengelolaan Air

    Nasional
    Ketum PGI Tagih Janji SBY dan Jokowi untuk Selesaikan Masalah Papua

    Ketum PGI Tagih Janji SBY dan Jokowi untuk Selesaikan Masalah Papua

    Nasional
    Gus Muhdlor Kirim Surat Absen Pemeriksaan KPK, tetapi Tak Ada Alasan Ketidakhadiran

    Gus Muhdlor Kirim Surat Absen Pemeriksaan KPK, tetapi Tak Ada Alasan Ketidakhadiran

    Nasional
    PPP Minta MK Beri Kebijakan Khusus agar Masuk DPR Meski Tak Lolos Ambang Batas 4 Persen

    PPP Minta MK Beri Kebijakan Khusus agar Masuk DPR Meski Tak Lolos Ambang Batas 4 Persen

    Nasional
    Sidang Sengketa Pileg Kalteng Berlangsung Kilat, Pemohon Dianggap Tak Serius

    Sidang Sengketa Pileg Kalteng Berlangsung Kilat, Pemohon Dianggap Tak Serius

    Nasional
    Pemerintahan Baru dan Tantangan Transformasi Intelijen Negara

    Pemerintahan Baru dan Tantangan Transformasi Intelijen Negara

    Nasional
    Tegur Pemohon Telat Datang Sidang, Hakim Saldi: Kalau Terlambat Terus, 'Push Up'

    Tegur Pemohon Telat Datang Sidang, Hakim Saldi: Kalau Terlambat Terus, "Push Up"

    Nasional
    KPK Sebut Keluarga SYL Sangat Mungkin Jadi Tersangka TPPU Pasif

    KPK Sebut Keluarga SYL Sangat Mungkin Jadi Tersangka TPPU Pasif

    Nasional
    Timnas Kalah Lawan Irak, Jokowi: Capaian hingga Semifinal Layak Diapresiasi

    Timnas Kalah Lawan Irak, Jokowi: Capaian hingga Semifinal Layak Diapresiasi

    Nasional
    Kunker ke Sumba Timur, Mensos Risma Serahkan Bansos untuk ODGJ hingga Penyandang Disabilitas

    Kunker ke Sumba Timur, Mensos Risma Serahkan Bansos untuk ODGJ hingga Penyandang Disabilitas

    Nasional
    KPK Kembali Panggil Gus Muhdlor sebagai Tersangka Hari Ini

    KPK Kembali Panggil Gus Muhdlor sebagai Tersangka Hari Ini

    Nasional
    Teguran Hakim MK untuk KPU yang Dianggap Tak Serius

    Teguran Hakim MK untuk KPU yang Dianggap Tak Serius

    Nasional
    Kuda-kuda Nurul Ghufron Hadapi Sidang Etik Dewas KPK

    Kuda-kuda Nurul Ghufron Hadapi Sidang Etik Dewas KPK

    Nasional
    Laba Bersih Antam Triwulan I-2024 Rp 210,59 Miliar 

    Laba Bersih Antam Triwulan I-2024 Rp 210,59 Miliar 

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com