Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pyongyang Makin Mesra dengan Beijing

Kompas.com - 01/09/2010, 15:18 WIB

BEIJING, KOMPAS.com - Korea Utara berikrar akan meningkatkan hubungan militer dengan China, Rabu (1/9/2010), beberapa hari setelah pemimpin Kim Jong-Il mengakhiri kunjungan yang bertujuan memperkokoh ikatan dengan satu-satunya pendukung pentingnya.      Pernyataan-pernyataan  Kim Yong-Nam, pejabat nomor dua di Korea Utara, menyoroti usaha-usaha Pyongyang dan Beijing untuk meningkatkan  hubungan mereka dalam menghadapi ketegangan regional dan kemungkinan penggantian pemimpin di Korea Utara.      China, Senin mengkonfirmasikan bahwa Kim Jong-Il, yang jarang meninggalkan negaranya, mengunjungi China selama lima hari dan mengemukakan kepada Presiden Hu Jintao bahwa ia ingin kembali ke perundingan menyangkut penghentian program senjata nuklirnya.      Kim Yong-Nam mengemukakan kepada komandan Tentara Pembebasan Rakyat China (PLA) ikatan antara kedua negara bertetangga itu "menunjukkan kekuatan besar", kata kantor berita China Xinhua dari Pyongyang.      Beijing belum lama ini mengecam pelatihan-pelatihan militer antara Amerika Serikat dan Korea Selatan dengan mengkata tindakan itu mengancam kepentingan-kepentingan keamanan China dan dapat menggoyahkan kawasan itu.      Washington dan Seoul berencana akan menyelenggarakan pelatihan militernya di perairan internasional lepas pantai timur semenanjung Korea, satu tindakan yang menurut Pentagon untuk menunjukkan kepada Korea Utara bahwa Washington berikrar membela Korea Selataan sekutunya.      Kim Yong-Nam mengemukakan kepada komandan PLA Zhang Youxia yang sedang mengunjungi negara itu bahwa pasukan militer kedua negara  harus bekerja sama lebih erat.      "Pada masa depan, Korea Utara akan mengkonsolidasikan dan mengembangkan pertukaran-pertukaran  dan kerja sama dengan China dalam segala bidang, dan meningkatkan usaha-usaha untuk memperkokoh kerja sama persahabatan antara militer kedua negara," katanya kepada Zhang, komandan daerah militer Shenyang, yang berbatasan dnan Korea Utara kata kantor berita Xinhua.      Beberapa pengamat asing yakin Kim Jong-Il mungkin mengusahakan  dukungan China atas rencananya mengangkat putra bungsunya sebagai pemimpin Korea Utara, Kim Jong-Un, dalam satu Kongres politik bulan ini.      Hubungan antara dua negara bertetangga itu dimulai ketika China mendukung Korea Utara yang komunis dan dukungannya kepada Korea Utara dalam Perang Korea tahun 1950-1953.      Kim mengatakan "persahabatan tradisional mereka bertahan dalam menghadapi ujian sejarah dan menunjukkan kekuatan besar." Zhang bertemu dengan para pemimpin senior militer Korea Utara, kata laporan itu      Pada tahun 1961, Beijing dan Pyongyang menandatangani satu perjanjian yang menyerukan saling membantu jika diserang pihak lain. Perjanjian itu masih tetap berlaku, tetapi pelaksanaannya mendua.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com