Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rwanda Ancam Tarik Pasukannya dari Sudan

Kompas.com - 01/09/2010, 11:31 WIB

KIGALI, KOMPAS.com - Rwanda akan menarik lebih dari 3.000 penjaga perdamaiannya dari Sudan jika Perserikatan Bangsa-bangsa mempublikasikan laporan tentang kejahatan perang yang diduga dilakukan Kigali di Republik Demokratik Kongo (DRC).

"Pasukan Pertahanan Rwanda (RDF) telah merampungkan kemungkinan rencana penarikan penjaga perdamaiannya yang dikerahkan ke Sudan sebagai jawaban atas instruksi pemerintah jika PBB mempublikasikan laporannya yang menyakitkan hati dan merusak," demikian pernyataan juru bicara militer, Letnan Kolonel Jill Rutaremara, Selasa (31/8).

Rancangan laporan PBB menduga bahwa tentara Tutsi Rwanda dan pemberontak sekutu mereka telah menyerang, mengejar, melukai, menembak dan membakar orang-orang Hutu di DR Kongo, dari 1996-1997, setelah meletusnya perang lintas perbatasan di Afrika Tengah. "Semua sumber logistik dan personel sudah pada tempatnya. Penarikan itu akan memerlukan waktu paling cepat mungkin. Penarikan itu akan diterapkan pada pasukan penjaga perdamaian RDF, yang bertugas di bawah Misi PBB-Uni Afrika (UNAMID) dan Misi PBB di Sudan (UNMIS)," jelasnya.

UNAMID adalah misi penjaga perdamaian PBB dan Uni Afrika di wilayah Darfur yang menghadapai kesulitan di bagian barat Sudan, yang terdiri atas 21.800 personel berseragam. Sementara UNMIS merupakan pasukan dengan 10.000 tentara dari puluhan negara yang dikerahkan tahun 2005 untuk membantu pelaksanaan perjanjian damai 2005 yang mengakhiri perang saudara utara-selatan selama dua dasawarsa lamanya di Sudan.

Rwanda memiliki 3.300 tentara di UNAMID dan 256 tentara lagi yang bertugas dengan UNMIS. Negara itu pekan lalu menuduh PBB berupaya untuk mengalihkan perhatian dari kegagalannya sendiri dengan membocorkan rancangan laporan yang menuduh Kigali melakukan kejahatan perang di tetangganya DRC.

Menteri Urusan Luar Negeri Rwanda Louise Mushikiwabo telah menulis pada Sekjen PBB Ban Ki-moon awal bulan ini bahwa Kigali akan mengurangi kerja sama dengan misi penjaga perdamaian PBB jika laporan itu dikeluarkan. "Kami tegaskan di sini bahwa kami telah mengatakan pada komisaris tinggi; yakni bahwa upaya untuk mengambil tindakan terhadap laporan ini, akan memaksa kami untuk mundur dari berbagai komitmen Rwanda pada PBB, khususnya di bidang pemeliharaan perdamaian," tulis Mushikiwabo.

Laporan PBB itu, satu salinannya telah dilihat oleh AFP, mengatakan para komandan Tutsi Rwanda dan pemberontak sekutu mereka telah melakukan serangan sistematis terhadap orang-orang Hutu di DR Kongo dari 1996 hingga 1997 yang menyerupai genosida atau pembasmian etnik di Rwanda pada 1994. "Serangan sistematis dan meluas yang dilukiskan dalam laporan itu mengungkapkan sejumlah unsur yang memberatkan bahwa, jika tuduhan itu terbukti di hadapan pengadilan yang kompeten, dapat digolongkan sebagai kejahatan genosida," demikian penyelidikan itu merumuskan.

Laporan 600 halaman itu diperkirakan akan dileluarkan dalam beberapa hari mendatang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com